Selasa 01 May 2018 15:33 WIB

Polri: Jangan Manfaatkan CFD untuk Hal-Hal Berbau Politik

Polri meminta jangan ada kelompok yang memanfaatkan HBKB untuk pentingan politik.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto
Foto: RepublikaTV/Fian Firatmaja
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Setyo Wasisto mengajak masyarakat memfungsikan acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day di Jakarta agar digunakan sesuai peruntukannya yakni untuk berolahraga dan berekspresi melalui seni dan budaya. Polri meminta jangan ada kelompok yang memanfaatkan HBKB untuk pentingan politik.

Setyo menjelaskan, sesuai Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor, yakni pada Pasal 7 Ayat 1 berbunyi "Sepanjang jalur HBKB hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang bertema lingkungan hidup, olahraga, seni dan budaya". Selain itu, jalur HBKB juga tidak boleh digunakan untuk menyuarakan hal-hal berbau politik dan bernuansa SARA.

Aturan tersebut tercantum pada Pasal 7 Ayat 2 Pergub Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan HBKB. "HBKB tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan partai politik dan SARA serta orasi ajakan yang bersifat menghasut", demikian bunyi aturan dalam Pergub tersebut.

"Mari kita sama-sama menghormati karena itu ruang publik yang digunakan bersama-sama. Jangan ada sekelompok orang yang merasa berhak memiliki Car Free Day ya. Car Free Day ini untuk olahraga. Jangan dicederai dengan hal-hal yang tidak pantas seperti SARA, politik," ujar Setyo, Selasa (1/5).

Dalam kasus intimidasi terhadap ibu dan anak di area CFD, menurut Setyo, sudah ada dua laporan yang diterima Polda Metro Jaya. "Sudah ada dua laporan polisi, tentunya sesuai dengan prosedur, kami akan mengumpulkan bahan keterangan. Semua yang terkait dengan kejadian, kami akan mintai keterangan," katanya.

Sementara terkait penggunaan atribut tertentu di jalur Car Free Day, pihaknya tidak mempermasalahkan.  Kendati demikian, pihaknya mengingatkan jangan sampai penggunaan atribut tersebut berujung pada persekusi pada orang lain. "Ada yang pakai atribut Batman, Superman, tidak masalah, asal tidak berujung pada tindak persekusi," ucapnya.

Sebelumnya, dalam video yang diposting oleh akun Jakartanicus di situs berbagi Youtube, tampak sejumlah orang berkaos #2019GantiPresiden mengintimidasi dengan mengkibas-kibaskan beberapa lembar uang kepada seorang pria berkaos #DiaSibukKerja yang melintas di Bundaran Hotel Indonesia saat acara Car Free Day, Minggu, 29 April 2018.

Sambil mengkibaskan lembaran uang, sejumlah orang berkaos #2019GantiPresiden meneriakkan "dibayar berapa pak". Sementara pria yang diintimidasi bersikukuh mengaku bahwa dia tidak dibayar siapapun.

Dalam cuplikan video lainnya, tampak seorang ibu berkaos #DiaSibukKerja yang sedang berjalan bersama putranya yang menangis, dikerumuni oleh kelompok berkaos #2019GantiPresiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement