Selasa 01 May 2018 15:06 WIB

Prabowo Hadiri Deklarasi Capres oleh Buruh

Elemen buruh akan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai Capres.

Kurang lebih 8000an massa buruh KSPI yang memadati area dalam Istora Senayan,  dalam rangkaian acara May Day, Selasa (1/5).
Foto: Republika/Amri Amrullah
Kurang lebih 8000an massa buruh KSPI yang memadati area dalam Istora Senayan, dalam rangkaian acara May Day, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri perayaan Hari Buruh di Istora Senayan, Selasa (1/5). Rencananya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan elemen buruh lainnya akan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2019.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Prabowo hadir di Istora Senayan pada pukul 14.30 WIB mengenakan baju berwarna coklat dan memaki peci hitam. Setelah tiba di Istora, Prabowo langsung menuju podium VIP lalu menyapa ribuan buruh yang telah memadati Istora Senaya berkapasitas 7.166 orang.

Prabowo hadir didampingi para petinggi Partai Gerindra antara lain Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Waki Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dan Fery Juliantono, serta Ketua DPP Partai Gerindra M. Syafii. Di atas podium utama tersebut, Prabowo juga didampingi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Rencananya setelah massa KSPI yang mencapai puluhan ribu orang melakukan "long march" dari Tugu Tani menuju Istana Merdeka pada peringatan Hari Buruh tahun ini, juga akan digelar deklarasi dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung buruh yang tergabung dalam KSPI.

Deklarasi dukungan terhadap Prabowo sebagai capres akan berlangsung di Istora Senayan pada Selasa (1/5) sore pukul 15.00 WIB yang akan dihadiri langsung Prabowo Subianto sekaligus menandatangani kontrak kesepakatan bersama para buruh diwakili Presiden KSPI, Said Iqbal.

Para buruh itu sebelumnya melakukan aksi demo di depan Istana Merdeka, ada empat agenda utama yang akan mereka perjuangkan. Pertama menuntut pemerintah untuk menurunkan tarif dasar listrik (TDL), bahan bakar minyak (BBM), dan menurunkan harga pangan.

Kedua adalah menuntut pemerintah untuk segera mencabut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tentang Pengupahan yang menurutnya mengakibatkan upah buruh saat ini menjadi sangat murah.

Ketiga hentikan memasukkan tenaga kerja asing (TKA), praktik perbudakan modern, dan juga penghapusan alih daya atau "outsourcing", dan keempat mendukung capres yang tidak anti-buruh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement