Sabtu 28 Apr 2018 21:29 WIB

Koster-Ace Janjikan Harga Jual Komoditas Pertanian Tinggi

Tema besar debat Pilkada Bali, yakni memajukan dan menyelesaikan permasalahan daerah.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ratna Puspita
Calon Gubernur Bali nomor urut satu Wayan Koster (kiri), dan wakilnya Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kedua kiri), Calon Gubernur Bali nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (kedua kanan) dan wakilnya Ketut Sudikerta (kanan) saat debat terbuka Pilkada Bali di Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Wirya Suryantala
Calon Gubernur Bali nomor urut satu Wayan Koster (kiri), dan wakilnya Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kedua kiri), Calon Gubernur Bali nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (kedua kanan) dan wakilnya Ketut Sudikerta (kanan) saat debat terbuka Pilkada Bali di Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Bali, I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Sukawati atau Cok Ace, menjanjikan harga jual komoditas pertanian di Bali ke depannya meningkat jika mereka menjadi pemimpin di Bali. Koster mengatakan akan mengeluarkan peraturan yang mengatur biaya produksi pertanian untuk menghasilkan produk tertentu.

"Dalam regulasi tersebut nanti kita atur harga jualnya minimal 20-30 persen di atas harga produksi," kata Koster dalam debat publik calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Bali digelar di Goodway Hotel & Resort, Nusa Dua, Sabtu (28/4) malam.

Dia mengatakan kepastian harga hasil pertanian perlu dijamin dengan mempertemukan masyarakat petani dengan konsumen. Pergub ini, menurut Koster ke depannya akan membuat jeruk Kintamani, manggis Tabanan, dan hasil pertanian Bali lainnya tidak anjlok di musim panen. 

"Kami juga akan menyiapkan regulasi melalui Peraturan Gubernur (Pergub) yang mewajibkan hotel, restoran, dan industri jasa wisata di Bali untuk memakai hasil pertanian lokal," katanya.

Pasangan yang didukung PDIP, Hanura, PAN, PKPI, PKB, dan PPP ini juga menyiapkan lebih banyak industri pengolahan berbasis pertanian di Bali, seperti kakao untuk industri cokelat. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan masalah utama pertanian di Bali lainnya terkait alih fungsi lahan yang mencapai 700 hektare (ha) per tahun. 

Pasangan nomor urut dua, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Ketut Sudikerta, menyiapkan tiga konsep mewujudkan kemajuan pertanian di Bali. Sudikerta memaparkan konsep pertama adalah mengalokasikan anggaran memadai untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur. 

Cara yang akan dilakukan oleh pasangan yang didukung Partai Golkar, Demokrat, Gerindra, Nasdem, PKS, PBB, dan Perindo ini seperti memperbanyak waduk untuk menampung air di musim kemarau, membangun saluran irigasi rusak, memperbanyak jalan setapak untuk aksesibilitas petani di persawahan. "Aksesibilitas ini diperlukan sebab memakan biaya tinggi di tingkat petani," kata Sudikerta.

Wakil Gubernur Bali ini memaparkan konsep kedua adalah memanfaatkan hasil riset akademisi untuk mencetak bibit unggul yang meningkatkan produksi pertanian lokal. Terakhir,meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani.

Debat perdana ini mengangkat tema besar memajukan dan menyelesaikan permasalahan daerah. Subtemanya adalah ekonomi, pertanian, pariwisata, dan lingkungan hidup di Bali.

Pada subtema pertanian, kedua pasangan calon diminta untuk mengomentari kondisi pertanian di Bali saat ini. Mereka juga diminta mengemukakan strategi dan kebijakan investasi di sektor pertanian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement