Sabtu 28 Apr 2018 04:04 WIB

Pengamat: Jokowi Mampu Atasi Kampanye Negatif

Ibarat petinju Muhammad Ali, Jokowi mampu menerapkan serangan balik

Presiden Joko Widodo
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin menilai Presiden Joko Widodo adalah sosok yang mampu mengatasi berbagai kampanye negatif yang ditujukan kepada dirinya. Pasalnya tidak sedikit kampanye negatif yang ditujukan kepada Jokowi.

"Saya melihat Jokowi sadar akan posisinya sebagai pejawat. Dalam pengamatan saya, ia tahu menempatkan posisinya dalam menghadapi kampanye negatif," ujar Alvin di Jakarta, Jumat (27/4).

Misalnya soal tagar #2019gantipresiden, isu PKI, pembagian sertifikat tanah yang disebut sebagai pembohongan publik, hingga isu serbuan tenaga kerja asing. Namun, kata dia, Jokowi mampu merespons semua itu dengan baik.

"Terkadang ia membiarkan saja kampanye negatif yang ditujukan kepadanya. Kadang ada pula yang ia komentari sebagai wujud ketegasan menghadapi persoalan," ujar dosen komunikasi politik Universitas Bunda Maria itu.

Alvin menekankan kampanye negatif memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab jika dibiarkan, isunya akan semakin liar dan sulit diatasi. Namun, diperlukan kejelian untuk menentukan kapan harus mengklarifikasinya.

"Bila sedikit-sedikit membantah suatu isu, maka akan dianggap defensif atau kampanye negatif tersebut benar adanya oleh publik. Di sini Jokowi merespons isu PKI di momen yang tepat, sehingga dampaknya positif kepadanya," kata dia.

Lebih jauh, Alvin menilai kampanye negatif memang sering digunakan seseorang atau kelompok untuk mengerdilkan reputasi maupun kapabilitas lawan politik. Kampanye negatif ini, menurutnya, sering ditujukan kepada petahana untuk mengeksploitasi kelemahan petahana.

"Tidak ada yang salah dengan praktik kampanye negatif, sebab kampanye demikian memberikan gambaran baik atau buruk kandidat-kandidat yang akan dipilih. Namun, ada batasan yang tak boleh dilanggar," ujar lulusan program Master of Arts dari Universitas Leicester Inggris itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement