REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gempa bumi berkekuatan 5,2 pada skala Richter yang mengguncang Kabupaten Buleleng, Bali, pada Kamis (26/4) sekitar pukul 17.54 WITA. Guncangan gempat itu bahkan terasa hingga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mennyebutkan, pusat gempa yang tidak berpotensi tsunami tersebut berada pada koordinat 7,37 lintang selatan dan 115,58 bujur timur. "Pusat gempa berada di laut pada jarak 98 kilometer (km), arah timur laut Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, pada kedalaman 354 km," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi, melalui keterangan tertulisnya.
Dia mengatakan, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG, dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan terjadi di daerah Kuta-Bali, Nusa Dua, dan Kota Mataram (NTB), pada skala II skala intensitas gempa (SIG) BMKG, atau II-III "Modified mercalli intensity" (MMI).
Guncangan juga terjadi di Gianyar, dan Karangasem, Bali, pada skala I SIG-BMKG (II MMI). Guncangan gempa bumi tersebut belum menimbulkan kerusakan.
Riyadi menambahkan, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah lempeng Eurasia di utara Pulau Bali.
"Hal itu sesuai dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa gempa bumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar geser mendatar (strike-slip fault)," katanya.
Hingga pukul 18.21 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.