Kamis 19 Apr 2018 17:18 WIB

Kunjungi AS, BNPT Ingin Tahu Cara Pantau Indikasi Terorisme

Kunjungan ke TSC ini merupakan bagian dari kunjungan balasan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Suhardi Alius memberikan kuliah umum bertajuk Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (23/4).
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Suhardi Alius memberikan kuliah umum bertajuk Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menggali ilmu, potensi, dan cara penanggulangan terorisme sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satunya dengan saling berbagi ilmu dan pengetahuan dengan negara-negara lain.

Hal itulah yang mendasari Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Kali ini Kepala BNPT melakukan kunjungan ke Terrorism Screening Center (TSC) di  Washington DC,  Amerika Serikat, Senin (16/4) pagi waktu setempat

“Kami ingin mengetahui bagaimana cara pemerintah Amerika melakukan pemantauan dan penyaringan terhadap individu seseorang apakah orang tersebut terindikasi jaringan terorisme atau tidak,” ujar Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius dalam pesan pendeknya Selasa (17/4) malam WIB

Dikatakan mantan  Kabareskrim Polri ini, kunjungannya ke TSC ini merupakan bagian dari kunjungan balasan.  Pada kesempatan itu, delegasi BNPT yang didampingi KBRI Washington DC dan mendapat sambutan hangat dari pimpinan TSC.

Lebih lanjut, mantan Kapolda Jawa Barat ini mengatakan, dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak juga berkesempatan untuk menjelaskan mengenai perkembangan penanganan terorisme di masing-masing negara.

“Kami secara khusus juga menjelaskan tentang perkembangan terkini mengenai pola pendekatan soft approach (pendekatan lunak) yang kami lakukan dalam menangani masalah terorisme di Indonesia. Dan atas penjelasan kami tersebut, pimpinan TSC pun juga memberikan tanggapan positif  dengan pola pendekatan soft approach tersebut,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Seperti diketahui, TSC adalah sebuah pusat multi-lembaga yang dikelola oleh FBI, yamg bertugas sebagai pengawasan-balik kontraterorisme pemerintah AS. Lembaga ini bertanggung jawab atas pengelolaan dan operasi database  untuk memantau dan menyaring seseorang yang terlibat dalam jaringan terorisme. TSC adalah bagian vital dari jaringan peringatan dini dan interdiksi pemerintah yang kontra-terorisme AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement