Senin 23 Apr 2018 03:49 WIB

Komunikasi dengan Parpol Lain, Pengamat: Langkah PKS Tepat

Upaya terbaik yang bisa dilakukan partai politik adalah rutin menjalin komunikasi.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri Lembaga Survei KedaiKopi, Hendri Satrio, menilai, gerakan politik PKS menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang semakin intens adalah upaya wajar. Dia menyampaikan hal itu terkait pertemuan antara Presiden PKS Sohibul Iman dan pihak Partai Demokrat di kantor DPP PKS, pada Selasa (17/4). 

Hendri menjelaskan, gerakan PKS yang terkesan 'berpindah-pindah' ini merupakan upaya menimbang keputusan. "Selain Pilkada 2018 yang belum usai, PKS masih berupaya menimbang karena elektabilitas antara Jokowi dengan Prabowo yang belum terlalu tinggi," ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (22/4). 

Dalam survei terakhir KedaiKopi, Hendri mencatat, elektabilitas Jokowi masih 35,1 persen yang merupakan pencapaian kritis bagi seorang pejawat. Sementara itu, Prabowo yang digadangkan menjadi lawan Jokowi juga masih rendah, yakni sekitar 20 hingga 30 persen. Hal ini membuat banyak partai politik mempertimbangkan secara matang, tidak terkecuali PKS.  

Baca Juga: Bertemu Demokrat, PKS Bantah akan Tinggalkan Prabowo

Hendri menjelaskan, upaya terbaik yang bisa dilakukan partai politik adalah rutin menjalin komunikasi dengan partai lain dan hal ini sudah dilakukan oleh PKS. "Saya optimistis, partai lain juga akan berbuat hal yang sama. Sebab, kalau sampai salah pilih (koalisi), akan repot nantinya," ucapnya. 

Sejauh ini, langkah paling signifikan yang terlihat dari PKS adalah mengajukan sembilan nama kep Prabowo untuk dipertimbangkan sebagai cawapres. Termasuk di antaranya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, Mantan Presiden PKS, Anis Matta dan Sohibul Iman.

Apabila PKS sudah pasti mendampingi Gerindra, keduanya harus lebih realistis untuk mengalahkan Jokowi. Selain mengajukan nama dari partai, koalisi ini harus mempersiapkan sosok tepat untuk maju sebagai capres dan cawapres. 

"PKS dan Gerindra jangan hanya berpatokan Prabowo akan maju jadi capres dan cawapresnya dari PKS. Pikirannya harus lebih terbuka," tutur Hendri. 

Baca Juga: SBY akan Bertemua Sohibul, Roy: Bukan Goyang Gerindra-PKS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement