REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peringatan Hari Kartini tidak sekadar merayakan Hari Kelahiran Raden Ajeng Kartini, yang terkenal sebagai pejuang emansipasi perempuan kala itu. Berkat perjuangan Kartini, perempuan Indonesia terbuka pintu untuk berkarya di segala bidang, untuk kemajuan Indonesia.
Sebagaimana Fitria Sri Handayani atau yang akrab disapa Ria (29), salah seorang anggota Manggala Agni - Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, sosok Kartini masa kini. Ia telah berjuang melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak 2008 silam.
Ria menuturkan, semangat Kartini memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia, sungguh menginspirasi baginya. Selain fitrahnya sebagai ibu dan seorang istri, menurutnya, perempuan sekarang dapat berkiprah dan berkarya untuk memajukan daerah bahkan negara.
"Sebagai contoh, saat ini kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian alam dan lingkungan Indonesia. Kita sebagai Manggala Agni tentu dapat terjun langsung dan berbuat lebih untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman tersebut,” jelas perempuan yang bertugas di Daerah Operasional Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat ini.
“Berjuang di Manggala Agni ini mengingatkan saya pada perjuangan Kartini zaman dulu. Kartini telah berhasil menunjukkan kepada dunia luar, bahwa perempuan dapat berbuat lebih dengan kemampuan yang dimilikinya. Menjadi Manggala Agni kita dapat melakukan aksi yang sangat berarti bagi keselamatan bangsa dari ancaman buruk karhutla," ujarnya penuh optimis.
Awal bergabung sebagai anggota Manggala Agni, Ria bertugas di sekretariat Daops, mengolah data sistem pendeteksi cuaca, serta administrasi perkantoran. Selain itu, ia juga bertugas sebagai Pendamping Desa pada Kelompok Kerja Pencegahan Karhutla di Kabupaten Ketapang.
Meski dirinya seorang perempuan, hal ini tidak menjadikannya minder dan terbatas dalam berkarya. Ria juga mengaku, tidak ada perbedaan tugas dengan anggota pria Manggala Agni lainnya yang mayoritas laki-laki.
"Ketika melakukan pemadaman, kita tidak hanya memiliki tugas di barisan belakang. Manggala Agni perempuan juga bisa berperan sebagai pemegang nozzle di garis depan yang berhadapan langsung dengan api," tuturnya dengan penuh semangat.
Berkat kemampuan, ketekunan dan semangat kerjanya, saat ini Ria adalah satu-satunya Komandan Regu (Danru) Manggala Agni perempuan di Indonesia. Tentunya tanggung jawab ini merupakan sebuah tantangan baginya.
Tidak lupa, ibu dari tiga anak ini juga berpesan pentingnya untuk memaknai Hari Kartini setiap hari. "Perempuan Indonesia itu pada hakikatnya memiliki semangat pejuang seperti Kartini. Perempuan tidak hanya menjadi tukang masak, menyuci dan bereproduksi saja. Lebih dari itu, perempuan bisa berkarya dalam segala bidang. Berkat perjuangan Kartini, saya bisa menjadi seorang Manggala Agni dan menjalankan profesi ini hingga saat ini,” pungkas Ria dengan bangga.