Selasa 22 Apr 2025 00:02 WIB

Kartini-Kartini Pejuang dari Tanah Gontor

Pondok Modern Darussalam Gontor terus mendidik santri menjadi SDM berdaya saing.

Suasana santri beraktivitas di Kompleks Pondok Modern Darussalam Gontor.
Foto: Republika
Suasana santri beraktivitas di Kompleks Pondok Modern Darussalam Gontor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap 21 April, Indonesia memperingatkan hari Kartini, seorang wanita pendobrak kegelapan, yang menggelorakan perjuangan untuk bangkit dari keterpurukan. Jiwa wanita semacam ini merasuk ke dalam hati banyak wanita Indonesia, tak terkecuali mereka yang berada di Tanah Gontor, desa tempat ulama tangguh mendakwahkan kearifan Islam di selatan Ponorogo Jawa Timur.

Hari ini Gontor sudah menjadi desa yang di dalamnya terdapat Pondok Modern Darussalam Gontor, tempat ribuan santri mencari ilmu. Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan negara. Semuanya membaur dalam budaya mencari ilmu yang dibarengi dengan akhlak mulia. Mereka mengikuti disiplin dan sunah pondok yang ditanamkan sejak lama.

Baca Juga

Itu Gontor zaman sekarang, bagaimana dengan zaman dahulu? Buku Biografi KH Imam Zarkasyi menjelaskan, dahulu tak banyak orang mengenal Gontor. Terlebih pada abad ke-19, orang mengenal nama itu karena daerah tersebut seram.

Kata Gontor berarti enggon dan kotor. Artinya tempat kotor. Maksudnya kotor dengan kemaksiatan dan perbuatan tercela. Tempat tersebut menjadi sarang penjahat, tempat mabuk, tempat judi dan berbagai kemaksiatan.

Di tengah situasi demikian, seorang kiai Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo, hanya berjarak beberapa kilometer dari Pondok Gontor sekarang, memerintahkan santri kesayangannya untuk berdakwah di sana. Kiai Khalifah – nama si kiai – meminta santri kesayangannya, Raden Sulaiman Jamaludin untuk pergi ke Gontor. Tidak sendirian, Sulaiman dibersamai istrinya yang dikenal dengan sebutan Nyai Sulaiman Jamaludin bersama 40 santri Gebang Tinatar. Jumlah tersebut dimaksudkan agar mereka dapat melaksanakan Sholat Jumat di sana.

Dalam perkembangannya, ada sejumlah wanita mulia yang berjuang menghancurkan kegelapan di Gontor, berikut ini beberapa srikandi tersebut.

Istri Kiai Raden Sulaiman Jamaludin

Orang mengenalnya Nyai Sulaiman Jamaludin. Jika mengunjungi Kompleks Pemakaman Keluarga Pondok Modern Darussalam Gontor, maka akan menemukan makam almarhumah tepat di samping makam sang suami, Kiai Raden Sulaiman Jamaludin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement