REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan bertambah menjadi empat unit. Hal itu setelah proses pembuatan kapal selam KRI Ardadedali 404 yang dikerjakan di galangan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Korea Selatan (Korsel) telah selesai.
Kapal selam Ardadedali akan bergabung dengan tiga kapal selam yang terlebih dahulu memperkuat TNI AL, yaitu KRI Nagapasa 403, KRI Nanggala 402, dan KRI Cakra 401.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi mengatakan, akan mengunjungi Galangan DSME pada akhir bulan ini, untuk meresmikan KRI Ardadedali 404. Kapal selam tersebut merupakan pesanan kedua Kementerian Pertahahan (Kemenhan) yang dibuat di Korsel.
Adapun satu unit kapal selam lagi lagi akan dibuat di PT PAL Surabaya sebagai bagian transfer of technology (ToT). "Bulan April ini, saya dengan Menhan (Ryamizard Ryacudu) akan ke Korsel untuk meresmikan kapal selam kedua, namanya Ardadeli. Ardadeli itu satu senjata bayangan yang memang untuk kapal selam diambil dari senjata-senjata sakti dari pewayangan," ujar Ade saat ditemui di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (20/4).
Ade menceritakan, pemberian nama senjata dari pewayangan untuk setiap kapal selam milik TNI AL memiliki filosofi tersendiri. Pun dengan KRI Ardadedali diharapkan bisa menjadi senjata menakutkan dalam mengamankan wilayah lautan NKRI.
"Wayang itu cerita klasik belum tentu dia riil, karena itu (penamaan) kapal selam ini juga senjata yang tak tampak. Karena itu, dengan memberikan nama Ardadedali itu juga mewariskan karismatik dari senjata itu," ujar mantan Kasum TNI tersebut.
Ade yang akan pensiun pada 1 Juni mendatang mengungkapkan, hingga kini penempatan KRI Ardadedali belum ditetapkan. Hanya saja, ia memberi bocoran bahwa kapal selam ini setiba dari Korsel akan berlabuh pertama kali di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).
Ade tak menjawab apakah nanti kapal selam keempat milik TNI AL itu akan ditempatkan di wilayah perbatasan atau Indonesia bagian timur. "Dia sesuai komisioning akhir April berangkat ke Indonesia. Kurang lebih pekan ketiga Mei sudah sampai Surabaya," kata Ade.
Pada 6 April lalu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi galangan DSME di Korsel. Dalam kunjungan tersebut, Hadi menyampaikan kepada pimpinan DSME, bahwa pemerintah Indonesia telah menerima pesanan KRI Nagapasa-403 yang dilengkapi teknologi modern. "Kapal selam tersebut saat ini telah digunakan dalam kegiatan operasi di perairan yurisdiksi nasional Indonesia," kata Hadi.