Jumat 20 Apr 2018 16:27 WIB

Peneliti IPB: Jabodetabek Masih Tumbuh

Pertumbuhan perkotaan di Jabodetabek masih berjalan sampai saat ini.

P4W LPPM IPB menggelar Jabodetabek Study Forum Discussion Series “, Senin (9/4) bertempat di Aula Ahmad Baehaqie, P4W LPPM IPB, Kampus IPB Baranangsiang.
Foto: Dok Humas IPB
P4W LPPM IPB menggelar Jabodetabek Study Forum Discussion Series “, Senin (9/4) bertempat di Aula Ahmad Baehaqie, P4W LPPM IPB, Kampus IPB Baranangsiang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (P4W LPPM IPB) menggelar Jabodetabek Study Forum Discussion Series “, Senin (9/4) bertempat di Aula Ahmad Baehaqie, P4W LPPM IPB, Kampus IPB Baranangsiang.

 

Kegiatan Jabodetabek Study Forum ini merupakan kegiatan diskusi kedua yang diselenggarakan P4W LPPM IPB, diskusi pertama dilaksanakan pada 29 Januari 2018. Diskusi kali ini mengangkat dua pokok bahasan yakni, “Modelling Developers’ Economic Behaviour Using Agent-Based Modelling Approach with The Case Study of Urban Growth of Jakarta Metropolitan Area, Indonesia” dan “Urban Agriculture as an Alternative Policy for Management of Desakota Regions.”

 

“Bulan Januari lalu diskusi seperti ini mengangkat tema tentang dampak urbanisasi dan pengembangan perkotaan di wilayah Jabodetabek terhadap peningkatan degradasi lingkungan,” ujar Dr.Ernan.

 

Diskusi Jabodetabek Forum yang kedua ini lebih mengarah pada permodelan pertumbuhan perkotaan Jabodetabek. Jabodetabek dipilih sebagai bahan diskusi karena pertumbuhan perkotaan masih berjalan sampai saat ini.

 

Direktur P4W IPB, Dr. Ernan Rustiadi, mengatakan, terkait diskusi Jabodetabek ini, memang Jabodetabek pertumbuhannya cenderung di underestimate. Berbeda dengan megacity yang ada di negara besar yang cenderung melambat, Jabodetabek ini belum ada tanda-tanda berhenti. Nah ini merupakan fenomena yang luar biasa yang perlu dibahas.

 

Pendekatan permodelan yang dipakai adalah pendekatan Automata Selular (Cellular Automata Approach). Model automata selular ini menggunakan empat komponen utama yang terdiri dari space, set of states, neighborhood, dan transition rules. Konsep dari model automata selular ini diadaptasikan dengan kemiringan lereng, tata guna lahan, wilayah yang tidak masuk dalam analisa, dan existing urban area. Hasil model yang telah diadaptasikan ini diharapkan dapat mereplikasi kompleksitas dari bentuk permukiman yang ada.

 

Pendekatan automata selular ini dapat digunakan untuk memodelkan perilaku ekonomi dari perusahaan pengembang atau developer. Selain untuk memodelkan perilaku ekonomi developer, model automata selular ini juga dapat digunakan pemerintah untuk mempertimbangkan proyek-proyek yang diajukan oleh developer.

 

Diskusi ini juga membahas tentang permasalahan urban agriculture di Jabodetabek. Permasalahan yang dibahas di antaranya adalah lahan pertanian di perkotaan, market hasil pertanian, tata kelola pertanian perkotaan, dan ketahanan pangan di perkotaan.

 

Secara potensi, urban agriculture ini dapat meningkatkan perekonomian petani di perkotaan. Hal ini karena produk-produk pertanian lebih cepat disalurkan kepada konsumen dan mudah mencari market.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement