REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus melakukan komunikasi secara intensif dengan Partai Gerindra untuk membahas jatah calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto. Dalam waktu dekat, Prabowo Subianto akan mengunjungi PKS untuk membahas persoalan cawapres.
Wakil Ketua Majelis Syuro Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, PKS merupakan sekutu dengan Partai Gerindra dan bahkan disebut sejalan dengan Partai Gerindra. "Jadi, kami ini sudah sangat terbiasa berkomunikasi sangat intensif dengan Partai Gerindra maupun Pak Prabowo yang dalam waktu dekat ini segera menindaklanjuti bagaimana mandat yang diterima dari Partai Gerindra," ujarnya di Semarang, Kamis (19/4).
Dalam pertemuan tersebut, pria yang akrab disapa HNW itu mengatakan, PKS bersama Partai Gerindra akan membahas siapa nama yang bakal dipasangkan dengan Prabowo. Menurut dia, ini adalah bagian dari dinamika yang ada. HNW juga berharap, selain Partai Gerindra, PAN serta Partai Demokrat juga ikut menyatukan barisan.
Secara khusus, Hidayat juga menyebutkan bahwa partainya telah mengusulkan sembilan nama cawapres yang merupakan penyaringan dalam Musyawarah Nasional PKS yang digelar awal tahun ini. Dari sembilan nama tersebut, nama yang menempati urutan pertama adalah Ahmad Heryawan (Aher), yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Barat.
Selain itu, masih kata Hidayat, saat ini PKS juga terus menjalin silaturahim dengan sejumlah tokoh nasional. Baginya, ini sah-sah saja dalam konteks demokrasi karena politik silaturahim itu biasa saja.
"Misalnya, Gatot Nurmantyo yang mau ke PKS, silakan saja. Namun, dalam konteks politik, capres dan cawapres yang akan diusung hanya satu, sedangkan lainnya adalah sahabatnya calon presiden untuk menghadirkan kepemimpinan yang lebih baik," katanya.
Di sisi lain, saat ini PKS juga tengah fokus memenangkan calon yang diusung dalam sejumlah pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di Tanah Air. Ia juga mengaku, komitmen dan konsentrasi PKS adalah memenangkan hajat Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. "Supaya kemudian, kita secara runut tidak lompat-lompat, menata tentang pilihan politik, menyiapkan calon terbaik dan salah satu di antara tolok ukurnya adalah pilkada di tiga provinsi besar ini," kata Hidayat menegaskan.