REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DIY, hingga saat ini belum terkelola dengan optimal. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul pun sangat terbuka jika ada investor tertarik untuk mengelola TPST tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Masharun Ghazali, mengatakan saat ini telah terdapat investor yang siap untuk mengelola TPST Piyungan. “Investor tersebut akan sangat memberikan dampak positif karena memiliki kemampuan untuk mengubah sampah menjdi bahan bakar pengganti batu bara,” kata Masharun, Kamis (19/4).
Menurutnya, investor itu adalah sebuah perusahaan multinasional bernama PT Holcim Indonesia Tbk. Ia mengatakan, Holcim telah mengajukan penawaran kepada Pemeritah Provinsi (Pemprov) DIY. Namun, lanjutnya, pembicaraan antara Holcim dan Pemprov DIY hingga saat ini belum menunjukkan perkembangan positif.
Oleh karena itu, ia berharap agar penawaran itu dapat segera ditindak lanjuti demi kepentingan masyarakat dan lingkungan. Pasalnya, ia mengaku, hingga saat ini pengelolaan TPST Piyungan sangatlah minim.
“Jika tidak segera dikelola dengan baik, maka hal ini berpotensi menyebabkan penurutnan kualitas lingkungan,” ujarnya. Ia pun juga menyayangkan minimnya penerapan sistem landfill control dengan pemadatan dan penimbunan sampah.
Pasalnya, penerapan sistem landfill control sangat diperlukan agar sampah tidak berserakan di semua zona TPST. Tak hanya itu, ia juga menyoroti banyaknya sapi dan pemulung di TPST Piyungan, karena kehadiran pemulung dan sapi itu mengganggu operasional alat berat sehingga tumpukan sampah pun tak dapat terkelola dengan baik.