Kamis 19 Apr 2018 17:30 WIB

Bupati Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Selama Sepekan

Pemkab sudah mendirikan posko darurat, posko kesehatan dan juga dapur umum.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Warga melihat kondisi rumah yang ambruk akibat gempa tektonik dangkal dengan skala 4,4 SR pada kedalaman 4 Kilometer, Di Desa Kertosari, Kalibening, Banjarnegara, Jateng, Kamis (19/4).
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warga melihat kondisi rumah yang ambruk akibat gempa tektonik dangkal dengan skala 4,4 SR pada kedalaman 4 Kilometer, Di Desa Kertosari, Kalibening, Banjarnegara, Jateng, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menetapkan masa tanggap darurat bencana selama sepekan untuk menangani dampak gempa yang terjadi di wilayah Kecamatan Kalibening. Namun tidak menutup kemungkinan, masa tanggap darurat bencana ini diperpanjang bila memang dibutuhkan.

"Nanti, setelah sepekan akan kita evaluasi lagi apakah masa tanggap darurat bencana akan diperpanjang atau tidak. Kalau kondisinya harus diperpanjang, maka akan kita perpanjang," jelas Bupati, Kamis (19/4).

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Agus Haryono, menyebutkan selama masa tanggap darurat bencana, berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan dampak bencana melakukan berbagai tindakan. Antara lain, melakukan pendataan jumlah korban, mendata kerusakan, membantu evakuasi barang berharga dari rumah warga terdampak, pengamanan lokasi bencana dan mempersiapkan pengungsian.

"Selain itu, kita juga mendirikan Posko Darurat, posko kesehatan dan juga dapur umum. Prinsipnya, seluruh tindakan untuk membantu warga terdampak kita lakukan," katanya.

Berdasarkan data terakhir, jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa di Kecamatan Kalibening, mencapai 314 unit. Masing-masing di Desa Kertosari sebanyak 62 unit, Desa Kasinoman 217 unit, dan Desa Plorengan sebanyak 37 unit. "Kerusakan paling parah memang terjadi di Desa Kasinoman yang dirasakan warga gempanya sangat kuat," katanya, Kamis (19/4).

photo
Petugas gabungan bersama relawan membersihkan puing bangunan yang berbahaya, akibat gempa tektonik dangkal dengan kekuatan 4,4 SR pada kedalaman 4 Kilometer, di Desa Kertosari, Kalibening, Banjarnegara, Jateng, Kamis (19/4).

Dampak dari banyaknya yang rumah yang rusak, jumlah warga yang mengungsi juga cukup banyak. Tercatat ada 2.104 jiwa dari 526 KK yang saat ini tinggal di empat lokasi pengungian.

Selain rumah warga, sejumlah bangunan umum juga mengalami kerusakan. Antara lain bangunan masjid di Desa Plorengan sebanyak satu unit, masjid di Desa Kertosari satu unit, masjid dan mushala di Desa Kasinoman masing-masing satu unit, dan gedung sekolah SMP Negeri 2 Kalibening.

Akibat kerusakan bangunan gedung sekolah SMP Negeri 2 Kalibening yang berada di Desa Kasinoman, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut untuk sementara diliburkan. Namun pada Kamis (19/4), puluhan siswa dengan mengenakan seragam biru putih terlihat masuk sekolah. Mereka bergotong royong dengan beberapa guru untuk membersihkan puing-puing material bangunan sekolah.

"Sebenarnya hari ini anak-anak kita liburkan. Namun karena ada beberapa siswa yang datang, ya kita ajak mereka bersama-sama membersihkan puing-puing bangunan sekolah," jelas Guru Olahraga SMPN 2 Kalibening Dodik Bintoro.

Menurutnya, para siswa yang datang sekolah umumnya tinggal di luar wilayah desa yang terdampak cukup parah akibat gempa. "Kalau anak-anak yang tinggal di desa terdampak, tidak ada yang masuk sekolah," katanya.

photo
Bangunan musala roboh akibat gempa tektonik dangkal dengan kekuatan 4,4 SR, yang melanda Desa Kasinoman, Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (18/4).

Dia mengaku, akibat gempa yang terjadi Rabu (18/4) siang, beberapa bagian bangunan sekolah mengalami kerusakan. Selain beberapa bagian tembok ada yang runtuh dan retak, seluruh atap plafon juga ambruk.

Menyikapi hal ini, pihak sekolah masih menunggu petunjuk dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara, mengenai kegiatan aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut. Terutama pada saat pelaksanakan Ujian Nasional yang rencananya akan dilaksanakan pekan depan.

"Kami belum tahu, apakah gedung sekolah ini masih memungkinan untuk dilaksanakan Ujian Nasional pekan depan atau tidak. Kami masih menunggu petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement