Kamis 19 Apr 2018 07:00 WIB

Sam Aliano Percaya Diri di Ring Pilpres 2019

Sam Aliano merupakan politisi sekaligus pengusaha naturalisasi asal Turki.

Baliho pencalonan Sam Aliano sebagai capres 2019.
Foto: Istimewa
Baliho pencalonan Sam Aliano sebagai capres 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ada beberapa tokoh yang disinyalir akan menjadi penantang Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Mulai dari Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, hingga Sam Aliano.

Nama terakhir, merupakan politisi sekaligus pengusaha naturalisasi asal Turki. Sam Aliano akan menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia selain sosok lainnya yang akan berusaha menggeser Jokowi dari Istana Negara.

"Jadi, ada orang yang sangat sederhana, tidak tahu asal-usul darimana, tiba-tiba berani menantang sekelas beliau (Jokowi). Ibarat kata, ada orang baru, naik ring tinju, berani menantang Mike Tyson," ujar Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun kepada wartawan, Kamis (19/4) pagi.

Menurut Rico, hal itu tidak dapat dianggap main-main. Khususnya bagi Jokowi yang diproyeksikan kembali mencalonkan diri sebagai petahana Presiden RI. Rico merefleksikan situasi saat ini dengan zaman orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto.

Saat itu, terang Rico, orang berbisik-bisik tentang Soeharto saja tidak berani. Apalagi menantangnya. Artinya, Rico menegaskan, kharisma seorang pemimpin menjadi syarat mutlak agar dapat bertahan di mata rakyat.

"Kalau kita melihat di negara-negara yang pemimpinnya sangat kuat, boro-boro mengkritik secara terbuka. Bahasa sederhananya, ngobrol di warung kopi saja tidak berani. Nah, beliau (Sam Aliano) ini muncul ke permukaan. Ada message (pesan) yang mungkin perlu diperhatikan oleh Pak Jokowi," paparnya.

Sebaliknya, lanjut Rico, dari pihak calon penantang juga membutuhkan keberanian dan nyali yang kuat untuk menantang sang juara bertahan. Apalagi melawan calon pemimpin yang telah pernah menjabat sebelumnya.

"Saya melihat ada semacam keberanian, meski saya tidak tahu latar belakangnya, tapi beliau (Sam Aliano) mendeklarasikan bahwa, 'Pak Jokowi lawan saya saja.'Jadi sampai pada titik seperti itu, masih ada orang seperti pak Sam ini yang berani menantang Jokowi," tutur Rico.

Berdasarkan hasil survei Median beberapa waktu lalu, terbukti bahwa sebagian besar masyarakat ingin ada pergantian presiden di tahun 2019 mendatang. Dalam hasil survei yang dilakukan sepanjang 24 Maret hingga 6 April 2018, diketahui ada 46,37 persen responden ingin presiden diganti oleh tokoh lain. Artinya, responden tidak ingin Jokowi kembali menjabat Presiden di periode berikutnya.

Sementara itu, sebesar 45,22 persen responden masih berharap Jokowi menjabat kembali sebagai presiden hingga 2024. Sisanya, yakni 8,41 persen tidak menjawab.

"Yang ingin Jokowi diganti ada 46,37 persen. Pak Sam ini termasuk di dalamnya. Walaupun sangat tipis, maksud saya begini, Pak Sam ini versi lain dari hashtag (tagar) #2019GantiPresiden," jelasnya.

Sementara itu, hal serupa dapat terjadi jika Pilpres dilaksanakan pada saat survei dilakukan. Jokowi memang memiliki elektabilitas tertinggi, yakni 36,2 persen. Namun, 63,8 persen sisanya dimiliki oleh belasan capres lain.

Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error mencapai kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen. Sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement