Ia menambahkan, pada prinsipnya investor besar asing yang menyasar sumber daya alam (SDA) pasti sudah memiliki data dan perhitungan terkait cadangan kekayaan di perut bumi Sumbar. Yang perlu dilakukan pemerintah daerah tinggal memuluskan karpet merah bagi investor yang datang. Bila itu semua sudah dilakukan dan daya saing daerah Sumbar merangkak naik, maka investasi dipastikan akan mengalir.

Gubernur Sumatra Barat IP sempat menyebutkan bahwa cara 'jemput bola' calon investor ke luar negeri merupakan salah satu cara efektif untuk menggaet lebih banyak investor. IP mengingatkan, pembangunan daerah tidak mungkin sepenuhnya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dua sumber pembiayaan tersebut, lanjut IP, hanya mampu menutup 41 persen rancangan pembangunan daerah. Masih ada sumber pembiayaan infrastruktur lainnya, 22 persen dari BUMN dan 37 persen dari swasta.

"Kalau BUMN sudah ada pakemnya sendiri. Nah, 37 persen ini yang harus dikejar. Jadi harus keluar, bisa ke Jakarta cari perantau. Atau ke Jepang misalnya, promosi hasil produk kita," jelas IP.

Catatan Pemprov Sumbar, sejumlah hasil kunjungan Gubernur ke luar negeri membuahkan hasil. Yang terbaru misalnya, calon investor potensial di Chicago, AS menyatakan ketertarikannya dengan komoditas UMKM, yakni rendang. Beberapa sajian unggulan dari Tanah Minang seperti rendang, keripik sanjai, dan sagun bahkan akan dihadirkan dalam 'I Heart Halal Festival'' di Chicago 13 April sampai 15 april 2018. Promosi kuliner Sumbar ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Gubernur ke Sumbar pada Maret 2018 lalu. Namun sepertinya Pemprov Sumbar tetap harus menindaklanjuti berbagai pembicaraan yang sempat dilakukan dalam berbagai kunjungan ke luar negeri.

Ikuti Whatsapp Channel Republika