REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy menyatakan prioritas partainya tetap bergabung dengan koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi). Karena, jalinan koalisi antara PKB dan parpol pendukung pemerintah sudah hampir lima tahun.
"PKB sudah menjadi pemberi kekuatan yang kuat dalam poros pemerintahan sekarang,” ujar dia kepada Republika, Rabu (18/4).
Terlebih, PKB mendapat empat kursi menteri dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla. “Dalam berbagai sisi, misal di eksekutif, kita punya empat orang menteri, peran empat ini kan besar sekali untuk memperkuat pemerintahan," ujar dia.
Lukman menambahkan, anggota legislatif dari PKB di parlemen tidak pernah membuat keputusan yang berbeda dengan kebijakan pemerintah. Ia mengklaim PKB selalu memberikan jalan tengah ketika pemerintah sedang menghadapi kekuatan parpol oposisi.
Hingga akhirnya, lanjut Lukman, pemerintah bisa menguasai parlemen. Di sisi lain, kader-kader PKB juga aktif menyosialisasikan program-program prioritas pemerintah.
Tak hanya itu, PKB juga mengambil peran yang signifikan dalam mengantisipasi isu-isu seperti komunisme. "PKB selalu terdepan mengantisipasi isu-isu tentang penzholiman terhadap ulama, PKB selalu mencairkan suasana, memberi jawaban terhadap berbagai persoalan sensitif seperti itu," tutur dia.
Namun, Lukman juga tidak memungkiri potensi terbentuknya poros koalisi baru yang bisa saja dicetuskan PKB. Potensi ini, menurutnya, tetap akan terbuka mengingat adanya peningkatan populisme Islam saat ini dan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang bermunculan.
Dia menambahkan PKB terus berupaya melakukan pembicaraan dengan partai-partai berbasis massa Islam. PKB melihat partai Islam punya potensi strategis di Pemilu 2019.
“Apalagi melihat hasil survei, makin banyaknya tokoh-tokoh Islam yang mendapat apresiasi publik seiring dengan meningkatnya populisme Islam," katanya.