Selasa 17 Apr 2018 23:30 WIB

'Sopi Rantang', Si Anak Harimau Agam Akhirnya Dievakuasi

Anak harimau tersebut dipindahkan ke pusat rehabilitasi harimau sumatra dharmasraya

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Hazliansyah
BKSDA Sumbar menunda proses evakuasi anak harimau sumatra yang tertangkap pada Sabtu (14/4). Selain mempertimbangkan kondisi kesehatan anak harimau, penundaan evakuasi juga untuk menghindari amukan beberapa individu harimau lain yang masih berkeliaran.
Foto: Dokumentasi
BKSDA Sumbar menunda proses evakuasi anak harimau sumatra yang tertangkap pada Sabtu (14/4). Selain mempertimbangkan kondisi kesehatan anak harimau, penundaan evakuasi juga untuk menghindari amukan beberapa individu harimau lain yang masih berkeliaran.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) memutuskan untuk mengevakuasi anak harimau berusia dua tahun yang sudah masuk perangkap sejak Sabtu (14/4) lalu. Anak harimau sumatra yang diberi nama 'Sopi Rantang', sesuai dengan lokasi terperangkapnya di Nagari Koto Rantang, Palupuah, Agam tersebut, dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD).

Sopi Rantang akan direhabilitasi di PR-HSD yang lokasinya berada di dalam area PT Tidar Kerinci Agung, Kabupaten Dharmasraya.

Kepala Konservasi BKSDA Wilayah I Sumbar, Khairi Ramadhan menjelaskan, keputusan pemindahan Sopi Rantang diambil setelah keberadaan anak harimau tersebut tidak berhasil 'memancing' induknya ke dalam dua perangkap lain yang juga dipasang. Setelah tiga hari masa tunggu, hingga Selasa (17/4) dua unit perangkap yang dipasang masih kosong.

Meski sudah tiga hari di dalam kerangkeng, Khairi memastikan bahwa Sopi Rantang dalam keadaan sehat dan memenuhi kualifikasi untuk melakukan perjalanan darat menuju 'rumah singga' di Dharmasraya.

"Ya, kita evakuasi sementara di PR-HSD. Nanti setelah kondisi bagus seperti semula, secepatnya kita lepas liarkan," jelas Khairi, Selasai (17/4).

Khairi menambahkan, Sopi Rantang nantinya akan kembali dilepasliarkan di hutan konservasi di Sumatra Barat setelah diputuskan kondisinya pulih. Pemilihan lokasi pelepasliaran juga akan mempertimbangkan aspek keamanan bagi masyarakat sekitar. Sementara untuk memancing individu harimau sumatra lainnya yang diyakini masih berkeliaran, BKSDA Sumbar menggunakan umpan berupa kambing.

Hasil pantauan tim di lapangan, lanjut Khairi, tidak ditemukan jejak harimau baru di kawasan Palupuah, Agam. Hal ini juga didukung oleh nihilnya temuan harimau dalam rekaman kamera pemantau yang dipasang di sejumlah titik di dalam hutan sejak Ahad (17/4) lalu.

"Awalnya dibiarkan di sini untuk memancing induk dan seekor saudara anak harimau ini yang terpantau masyarakat berkeliaran. Tapi, karena belum juga ada tanda-tanda, daripada anak harimau ini sakit di kerangkeng, makanya segera kita evakuasi," jelas Khairi.

Demi mengevakuasi Sopi Rantang menuju pusat rehabilitasi yang berjarak 200 km, BKSDA Sumbar menyuntikkan obat penenang kepada anak harimau tersebut. Sopi Rantang yang memiliki berat 60 kg diangkut menggunakan satu unit mobil dengan kabin ganda. Modifikasi berupa pemasangan sekat dan tambahan dekorasi dedaunan ditambahkan untuk menenangkan Sopi Rantang.

"Evakuasinya lancar dan aman," jelasnya.

Sebelumnya, dugaan tentang adanya harimau yang berkeliaran di kawasan Palupuah, Agam sempat meresahkan warga. Dikabarkan, harimau ini sudah memangsa tujuh ekor anjing milik warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement