REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Gerindra mengakui saat ini sedang membangun komunikasi yang intensif terkait pengusungan pendamping Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada perhelatan Pilpres 2019. Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria menyebut dua partai yang saat ini sedang intensif untuk dilakukan komunikasi adalah PKS dan PAN.
“Kalau dengan PKS dan PAN, kami sama-sama baik. Dengan kedua partai ini kami punya optimisme, ya, dan punya hubungan khusus memang, dibandingkan dengan partai lain,” ungkapnya kepada Republika, Selasa (17/4).
Ia tak memungkiri, Gerindra juga membangun komunikasi politik dengan selain kedua partai tersebut. “Sekalipun tidak mustahil juga kita berkoalisi dengan partai yang lain. Jadi semuanya kita bangun komunikasinya,” ujarnya.
Riza mengatakan, bagi Partai Gerindra dengan modal sebanyak 72 kursi saja, bisa menggandeng hanya dengan satu partai untuk mengusung capres dan cawapres. Dia akui selama ini pihaknya masih mempertimbangkan siapa sosok yang tepat untuk mendampingi Prabowo sebagai cawapres.
“PKS punya sembilan calon, PAN punya satu, PKB punya satu, Demokrat punya dua, nama-nama yang sudah beredar, PBB punya satu. Dari situ kan kita perlu menghormati dan menghargai partai-partai yang ada karena slotnya cuma satu, maka kita harus memilih yang terbaik dari yang paling baik,” kata dia.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih membutuhkan waktu yang lebih panjang, mengingat pertimbangan ini merupakan hal sangat penting untuk membangun koalisi pilpres. Ia menyebut, hal ini jauh lebih penting sehingga pihaknya harus mematangkan siapa yang memiliki elektabilitas dan integritas yang tinggi.
“Jangan sampai nanti terjadi masalah, seperti banyaknya kader-kader partai yang tersangka,atau yang terkena OTT. Nggak mau kita punya capres yang memiliki permasalahan hukum. Makanya, kita harus lebih teliti. Semua mendukung cawapres yang diusung adalah orang ang memiliki integritasyang tinggi,” ungkapnya.
Namun, ia menegaskan, Partai Gerindra secara teguh mengusung Prabowo Subianto menjadi capres yang akan bermain di Pilpres 2019. Artinya, tak ada niatan Prabowo untuk disandingkan dengan Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang.
“Nah untuk capres cawapres. Kalo Gerindra sudah selesai untuk capres. Seluruh daerah dari Aceh sampai Papua, DPD-DPD di seluruh Indonesia sudah mendeklarasikan di daerah masing-masing untuk mengajukan Prabowo sebagai capres,” ujarnya.