REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi Soleman melaporkan kepala desa Sridaya Kabupaten Bekasi Drahim Sada ke Polda Metro Jaya, Jumat (13/4) siang. Soleman menuduh Drahim menyebar berita bohong atau hoaks melalui akun Facebook-nya.
Soleman menjelaskan akun Facebook dengan nama Drahim Sada membagikan atau menyebarkan atau share berita hoaks dan provokasi SARA dari sebuah akun Facebook seseorang yang bernama Adinda Elisabeth. Dia mengatakan unggahan itu menyudutkan PDI Perjuangan dan Ibu Ketua Umum Megawati Soekarno Putri.
"Isinya sangat tidak etis, seperti ini 'PDIP Usul ke Pemerintah Agar Pesantren Ditutup di Seluruh Indonesia' dengan caption tulisan 'Nenek Jahanam Makin Tua Makin Bangsat' dan ditambah ada foto Ibu Ketua Umum dan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto," kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (14/4).
PDIP Kabupaten Bekasi merasa geram dan kesal dengan ulah kades yang memfitnah ketua umum PDIP. Dia mengatakan kepala desa seharusnya memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengunggah tulisan dan menyebarkan status di media sosial. “Kami mengecam tindakan itu,” kata Soleman.
Karena itu, Soleman dan seluruh kader PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi meminta Polda Metro Jaya mengusut laporan tersebut. Menurut dia, tindakan ini harus diusut tuntas serta pelakunya diberikan sanksi untuk memberikan efek jera bagi penyebar hoaks.
"Kami sangat tidak terima perlakuan ini, hoaks yang disebarkan telah merendahkan harga diri Partai kami," uajrnya. Ketika membuat laporan tersebut, DPC PDIP Kabupaten Bekasi juga ditemani oleh kader PDIP dari DPC Kota Bekasi dan Kota Depok.
Kepala Desa Sridaya Kabupaten Bekasi Drahim Sada membantah melakukan penyebaran berita bohong pada akun Facebooknya. Ia mengaku tidak mungkin dirinya melakukan penyebaran hoaks mengenai PDIP.
Sebab, dia menyatakan, banyak keluarganya yang juga dari PDIP. Drahim pun segera mengunjungi ketua DPC PDIP pada Sabtu siang ini untuk konfirmasi mengenai tudingan yang menerpa dirinya.
"Saya juga bingung, nanti saya aka ketemu kader PDIP-nya. Saya tidak merasa menyebar berita bohong. Saya cek beranda saya nggak ada," ujar Kades Drahim Sada saat dikonfirmasi melalui telepon oleh Republika, Sabtu (14/4).