Jumat 13 Apr 2018 22:12 WIB

Risma Ceritakan Pengalamannya Memimpin Surabaya di Pakistan

Risma takut jika di Padang Makhsar nanti ditanya, mengapa masih ada warga miskin.

Tri Rismaharini
Foto: dok. Republika
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berada di Islamabad, Pakistan untuk mengikuti pertemuan internasional. Ia juga berbagi pengalaman dalam memimpin kota itu dengan para warga negara Indonesia yang berada di Pakistan dalam acara bertema "Dialog WNI dengan Kartini Zaman Now".

KBRI Islamabad dalam keterangaannya, Jumat, menyebutkan Ibu Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, berada di Islamabad bertepatan dengan kegiatan KBRI memperingati Hari Kartini 2018 pada Kamis (12/4) yang dipusatkan di aula Budaya Nusantara.

Di hadapan Dubes Iwan Amri dan 120 WNI, Risma mengatakan, menjadi seorang pemimpin harus ikhlas dan setiap langkahnya selalu didasari oleh tiga rangkaian prinsip tindakan, yaitu bekerja, berkata dan berdoa.

Duta Besar RI Iwan Suyudhie Amri yang memandu langsung acara yang dikemas berbentuk "talk show" tersebut menyampaikan bahwa prestasi Risma dalam memimpin Surabaya telah diakui dunia. Kesediaan Risma untuk berbagi pengalaman sebagai seorang pemimpin perempuan akan menginspirasi masyarakat khususnya kalangan muda untuk hidup memberi manfaat bagi masyarakat.

Risma membuka pengalamannya dalam memimpin Surabaya dengan satu tujuan utama, yaitu untuk menyejahterakan masyarakat."Beranjak dari tujuan itu, seluruh kebijakan dan perangkat administrasi pelaksananya seperti komitmen aparat pemerintah dan sistem pendukungnya didedikasikan pada tujuan itu," kata wali kota itu.

Menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa Indonesia di Pakistan mengenai kiatnya berhasil membangun kota terbesar kedua di Indonesian tersebut, Wali Kota yang terkenal dengan kebiasaannya turun langsung ke lapangan menegaskan bahwa pendidikan, pengetahuan, budi pekerti, menjadi faktor utama kunci pemberdayaan masyarakat.

"Saya bukan ulama tapi umara. Saya takut kalau nanti ditanya malaikat di padang makhsar: 'Risma kenapa masih ada rakyatmu yang susah dan kelaparan? Maka saya terus bekerja dan berusaha agar rakyat Surabaya sejahtera," ujar dia.

Untuk itu Pemkot Surabaya memberikan biaya pendidikan gratis untuk siswa pada jenjang pendidikan dasar sampai tingkat menengah.

Dalam upaya mendorong kemajuan kaum perempuan, Wali Kota tersebut membuat program yang membuka kesempatan bekerja, kegiatan perlindungan dan pemberdayaan para penghuni kawasan Dolly untuk hidup mandiri.

Ibu Risma menampilkan jati diri seorang Kartini modern, tidak menafikan kodratnya sebagai perempuan, terus belajar dan berkarya bagi masyarakatserta mengharumkan kaum perempuan Indonesia di komunitas Internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement