Jumat 13 Apr 2018 18:21 WIB

YLKI: Perlu Instrumen Permanen Atasi Kemacetan Jakarta

YLKI mencatat jumlah perjalanan menuju Ibu Kota mencapai 47 juta perjalanan per hari.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Kemacetan di jalan tol dalam kota Jakarta
Foto: Republika
Kemacetan di jalan tol dalam kota Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi berharap penerapan sistem ganjil-genap di sejumlah ruas jalan tol di Jabodetabek hanya sementara. Ia meminta pemerintah segera membuat instrumen permanen yang bisa mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

"Saya ingin garis bawahi ganjil genap itu instrumen sementara saja. Kita harap dan kita dorong pemerintah untuk bisa membuat instrumen permanen untuk Jakarta," ujar Tulus dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/4).

Tulus mencatat, jumlah perjalanan menuju Ibu Kota mencapai 47 juta perjalanan per hari. Menurutnya, kapasitas jalan sudah tidak mampu mendukung hal tersebut.

Meski begitu, Tulus mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mengurai kepadatan di beberapa ruas jalan tol seperti di Jakarta-Cikampek dan akan menyusul di Jakarta-Tangerang (Janger) dan Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Ia mengatakan, dengan adanya kebijakan tersebut masyarakat pun terdorong untuk menggunakan angkutan umum.

"Ini yang kita harapkan, masyarakat semakin beralih menggunakan transportasi umum," ujarnya.

Tulus juga mengingatkan pemerintah untuk terus mendorong masyarakat beralih menggunakan transportasi umum. Ia mengaku, saat ini sejumlah proyek infrastruktur transportasi tengah dibangun di Jabodetabek seperti LRT dan MRT.

"Kalau tidak didorong, maka sarana yang kita bangun dengan biaya mahal, utang pula, nanti justru tidak laku. Sayang sekali," ujar Tulus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement