Jumat 13 Apr 2018 08:03 WIB

Mengapa Pencapresan Prabowo Menjadi Penting?

Deklarasi Prabowo sebagai capres dilakukan setelah bertemu Luhut Pandjaitan.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) memberi keterangan pada wartawan saat menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Bidang Advokasi dan Hukum DPP Gerindra di Jakarta, Kamis (5/4).
Foto:
Prabowo Subianto

PKS ingin cawapres

Presiden PKS Sohibul Iman menyambut baik dan mendukung keputusan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang menyatakan siap maju di Pilpres 2019. Dengan dukungan yang telah diberikan PKS tersebut, Sohibul berharap Prabowo dapat memilih calon wakil presiden dari sembilan nama yang telah diajukan PKS ke Prabowo.

"Pak Prabowo sudah tahu nama-nama ini, kami sampaikan pada Pak Prabowo kalau Gerindra berkoalisi dengan PKS, maka PKS ingin cawapres diambil dari sembilan nama itu," kata Sohibul, Jakarta, Kamis (12/4).

Dia mengaku tak ingin berandai-andai jika nantinya kesembilan nama tersebut tidak dipilih Prabowo sebagai calon wakilnya. Sementara itu, terkait munculnya nama Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Anies Baswedan yang disebut-sebut memiliki kans mendampingi Prabowo, Sohibul mengatakan, yang bisa menentukan cawapres adalah majelis syuro PKS

"Sampai hari ini, majelis syuro baru menetapkan sembilan nama itu. Tapi, kalau ada nama lain di luar sembilan nama itu, harus ada proses Majelis Syuro," ucapnya.

Sebelumnya, internal PKS telah menjaring sembilan nama yang akan dipersiapkan untuk menjadi cawapres dari PKS. Sembilan nama tersebut, antara lain, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al'juffrie.

Selain itu, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua DPP PKS Almuzzamil Yusuf, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, mantan presiden PKS Tifatul Sembiring, dan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pihaknya masih belum memutuskan arah. Itu karena PAN berhasrat untuk membentuk koalisi nasional sebagai poros ketiga yang bakal jadi saingan Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Namun, keputusan itu baru akan diketahui setidaknya setelah pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Paling lambat setelah pilkada. Kami ingin membentuk koalisi berkualitas, yaitu kebersamaan, adu konsep, dan gagasan, bukan mengadu domba, apalagi saling bermusuhan. Nuansanya persahabatan," kata Zulkifli Hasan menjelaskan.

(Adinda Pryanka, Pengolah: Muhammad Hafil).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement