Kamis 12 Apr 2018 21:43 WIB

Pelaku Pembunuhan Pensiunan TNI AL Baru Keluar Penjara

Penangkapan bermula dari aksi tawuran yang dilakukan oleh tersangka.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kepolisian memperlihatkan tersangka saat rilis kasus pembunuhan terhadap pensiunan TNI AL, Hunaedi, pada 5 April 2018 lalu di Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas kepolisian memperlihatkan tersangka saat rilis kasus pembunuhan terhadap pensiunan TNI AL, Hunaedi, pada 5 April 2018 lalu di Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka Supriyanto yang merupakan pelaku pembunuhan pensiunan TNI AL, mengakui perbuatannya. Supriyanto masih berusia 20 tahun, ia merupakan tukang parkir di putaran Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan baru dua pekan keluar dari penjara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar, setelah ia berhasil menangkap pelaku pada Kamis (12/4) pukul 01.00 WIB, di kontrakan Supriyanto yang letaknya tidak jauh dari lokasi rumah korban. Kekasih pelaku juga mengakui bahwa pelaku bercerita telah menusuk seseorang.

"Untuk pelaku pembunuhan di Komplek TNI AL, tadi malam sudah kita tangkap pelakunya, setelah satu pekan kita melakukan penyelidikan. Beberapa hari lalu mulai teridentifikasi (pelakunya) dengan CCTV di salah satu rumah, sehingga kita sudah bisa identifikasi ciri-ciri pelaku. Dan saat ini sedang dalam pemeriksaan intensif," ujar Indra dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis (12/4).

Penangkapan dilakukan ketika tim khusus dari kepolisian mendapat laporan warga yang melapor ke Polsek Cilandak bahwa terjadi keributan atau ada beberapa orang yang mau tawuran. Kemudian dengan sigap, tim dari Polsek dan dibantu tim reksrim segera mencari tahu dan mengklarifikasi siapa aktor keributan itu.

Sampai di lokasi yang dilaporkan, ditemukan beberapa orang dan dua orang yang sedang ribut. Salah satunya berciri-ciri khusus di tato lengannya. Tato di lengan itu sebelum sudah teridentifikasi sebagai pelaku pembunuhan.

"Karena kecurigaan, polisi segera mengamankan orang tersebut. Dan mencurigai, ini jangan-jangan ada kaitannya dengan kejadian di Pondok Labu. Setelah diamankan, dibawa ke Polsek, kemudian sempat diperiksa lalu dipindahkan ke Polres supaya lebih intensif untuk meyakinkan apakah betul itu pelaku pembunuhan," ujar Indra.

Setelah dibawa ke polres, pelaku sempat mengelak membawa senjata tajam pada saat melakukan aksinya, tetapi akhirnya ia mengakui. Rupanya, sehari sebelum pembunuhan, pelaku sempat mencuri uang sebesar Rp 3,2 juta di rumah korban saat korban sedang menyapu dan istri korban sedang di dapur dan saat itu ia mengaku sebagai tamu.

Tak puas dengan uang yang didapat, keesokkan harinya yakni pada hari pembunuhan Kamis (5/4), pelaku kembali mendatangi rumah korban lagi dan kembali mengaku sebagai tamu. Korban sempat menanyakan mengapa ia kembali datang dan akhirnya membukakan pintu.

Nahas tiba setelah membukakan pintu. Pelaku melihat uang sebesar Rp 200 ribu di meja, ia hendak mengambil uang itu tetapi korban melawan. Karena melawan pelaku tega menghabisi nyawa korban. "Korban sempat melawan dengan memegang tangan pelaku, tapi itu yang membuat pelaku menusuk korban hingga tewas," jelas Indra.

Polisi akan mendalami apakah ada pelaku lain dalam kasus pembunuhan yang menewaskan kakek Hunaedi (83) itu. Selain itu, polisi juga masih mendalami apakah pelaku merupakan pelaku residivis dan asal senjata tajam. Sejumlah kejanggalan seperti temuan anjing pelacak yang berhenti pada satu titik jejak darah yang tiba-tiba hilang di satu tempat termasuk yang terus dicari tahu oleh polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement