REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menerapkan sistem penilaian pada hasil Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SMP/MTs menggunakan aplikasi berbasis online. Sistem penilaian pengoreksian secara online yang telah dirancang untuk para guru tersebut, diharapkan dapat membantu melakukan koreksi soal jawaban USBN secara cepat dan mudah.
Kasi Kurikulum Sekolah Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Iswati mengatakan, sebelum dilakukan pengkoreksian hasil USBN secara online, para guru akan diberikan pelatihan dan pembekalan terlebih dahulu. Hari ini, jadwalnya guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia yang mendapatkan pelatihan selanjutnya mapel-mapel lainnya, kata Iswati di Kantor Dispendik Surabaya, Rabu (11/4).
Iswati menambahkan, penilaian hasil USBN terutama pada soal esai menggunakan sistem skoring. Dia menjelaskan, ada empat jenis kriteria yang dirupakan dalam bentuk angka (4) sangat baik, (3) baik, (2) cukup dan (1) kurang. Nilai-nilai tersebut selanjutnya diintegrasikan dengan sistem skoring.
Iswati menjelaskan, dalam pelaksaan USBN tingkat SMP/MTS tahun ini, ada sebanyak 16 mata pelajaran (Mapel) yang diujikan. Berbeda dengan tahun kemarin, dimana mapel yang diujikan hanya dalam format pilihan ganda, untuk tahun ini semua mapel yang diujikan terdapat soal esai (uraian).
"Maka dari itu, untuk mempermudah melakukan penilaian, para guru diberikan fasilitas berupa aplikasi penilaian secara online," ujar Iswati.
Sementara itu, salah seorang guru dari SMPN 23 Surabaya, Ali Mukson menyampaikan, pentingnya aplikasi koreksi online tidak hanya untuk mengkoreksi jawaban soal ujian. Namun sistem aplikasi pendidikan tersebut juga sangat bermanfaat bagi para guru, dalam meningkatkan mutu dan kualitas kompetensi mengajarnya.
"Guru zaman now tidak hanya sekedar memiliki kompetensi mengajar yang mumpuni. Namun, juga harus melek IT," ujar Ali saat mengikuti pelatihan koreksi soal di kantor Dispendik Surabaya.
Ali mengungkapkan, saat ini pemanfaatan IT wajib dan mutlak dikuasai oleh para guru. Sebab, sumber belajar, hingga evaluasi hasil pembelajaran telah berubah wujud dari yang semula menggunakan kertas (paper based) menjadi dalam bentuk file data.
"Melalui sistem aplikasi koreksi online, penilaian soal USBN jadi lebih mudah. Karena, bisa diakses setiap saat, kapanpun dan dimanapun," ujar Ali.
Senada dengan Ali, Retno Suhartini, guru asal SMPN 31 Surabaya ini juga berpendapat serupa. Menurutnya, melalui sistem aplikasi pengkoreksian secara online, dirinya dan para guru yang lain lebih mudah dalam memberikan penilaian jawaban hasil USBN.
Selain itu, aplikasi online juga diakuinya dapat meningkatkan kompetensi mengajar bagi para guru. "Sistem ini mempermudah kami untuk melakukan pengkoreksian soal jawaban, meskipun terdapat soal esai," kata Retno Suhartini.