REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia (UI), Evi Fitriani mengatakan, perang dagang Amerika Serikat terhadap Cina akan mempengaruhi ekspor Indonesia.
"Karena Cina mengimpor bahan baku dari Indonesia, kemudian diolah oleh Cina dan diekspor ke Amerika Serikat," ujar Evi Fitriani di Jakarta, Selasa.
Apabila ekspor Cina kepada Amerika Serikat menurun, tentu akan merugikan kepentingan Indonesia."Jadi kalau pasar di sana mengecil ekspor bahan mentah Indonesia ke china juga menurun," ujar dia.
Jadi, ASEAN termasuk Indonesia terkena dampak negatif akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. "Karena ASEAN itu pendukung bahan mentah untuk China," kata dia.
Jadi kalau pasar di sana mengecil ekspor bahan mentah indonesia ke Cina juga menurun. Sebelumnya, Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Dandy S Iswara mengatakan nilai ekspor Indonesia ke Cina sepanjang 2017 mengalami kenaikan sebesar 34,10 persen dibandingkan 2016.
Baca juga, Dunia Khawatir Perang Dagang antara Cina dan AS.
Nilai ekspor Indonesia ke Cina pada 2017 menembus angka 28,50 miliar dolar AS.
Angka tersebut jauh melampaui nilai ekspor Indonesia ke Cina pada 2015 dan 2016, masing-masing 19,81 miliar dolar AS dan 21,25 miliar dolar AS.
Dengan pangsa ekspor ke Cina pada 2017 sebesar 1,59 persen, Indonesia menduduki peringkat ke-14 di bawah Singapura dan Vietnam.
Pangsa ekspor Indonesia ke Cina pada 2017 juga menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan 2015 yang hanya 1,24 persen dan 2016 sebesar 1,39 persen.
Washington pada Selasa (3/4) menerbitkan daftar usulan barang-barang Cina yang dikenakan tarif tambahan 25 persen di tengah penentangan kuat dari Beijing dan kelompok bisnis AS.
Ini adalah tindakan proteksionis terbaru yang diambil oleh Amerika Serikat yang meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua negara terbesar di dunia itu.
Pada awal Maret, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan 25 persen tarif untuk impor baja dan 10 persen untuk aluminium