REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah relawan pendukung pencalonan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang mengatasnamakan "Selendang Putih Nusantara" menyambangi Kantor DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Pasar Minggu, Jakarta, Senin (9/4). Mereka beraudiensi dengan jajaran pengurus partai besutan Yusril Ihza Mahendra.
Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu merupakan salah satu upaya menghimpun kekuatan dari partai politik peserta Pemilu 2019 untuk mendukung majunya Gatot Nurmantyo di kontestasi Pemilu 2019. Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, di kantornya, mengatakan, semua calon presiden yang namanya telah bermunculan memiliki potensi untuk didukung partai politik.
Menurut dia, Gatot Nurmantyo memiliki pengalaman yang baik di bidang militer, namun belum memiliki pengalaman di bidang sipil. "Tapi saya pikir kedua latar belakang pengalaman itu saling keterkaitan satu sama lain. Jadi presiden itu bisa orang sipil, bisa orang militer. Saya melihat semua punya potensi," kata Yusril.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya terus melakukan diskusi dan komunikasi dengan semua pihak, termasuk relawan pendukung Gatot seperti Relawan Selendang Putih Nusantara. Semua ditampung untuk dijadikan pertimbangan untuk menentukan langkah yang terbaik bagi bangsa dan negara.
"Mudah-mudahan kita mencapai kesepakatan. Banyak diskusi, kita ikuti wacana dan diskusi itu. Kita lihat kemungkinan yang terbaik. Semuanya itu aspirasi rakyat, kita dengar saja. Berikan kebebasan supaya demokrasi kita berkembang," ucap mantan Menkumham ini.
Hingga kini, PBB sendiri memprediksikan sedikitnya ada tiga peluang dalam perhelatan Pilpres 2019. Pertama, kemungkinan Jokowi maju sendiri melawan kotak kosong, kedua Jokowi akan berhadap-hadapan dengan Prabowo Subianto, dan ketiga Jokowi akan menghadapi tokoh lain di luar nama Prabowo.
"Dari hitung-hitungan kita ada tiga kemungkinan. Yaitu calon tunggal Jokowi, dua pasangan lawan Prabowo dan ketiga (calon lain) muncul, bisa saja terjadi. Semua punya potensi," ujar Yusril.
Yusril mengharapkan agar partai politik jangan sampai salah menjatuhkan dukungan terhadap calon tertentu. "Jika sampai salah jatuhkan dukungan, bangsa Indonesia akan sulit bangkit dari berbagai permasalahan yang dihadapi," ucapnya.