REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di salah satu restoran di Jakarta pada Jumat (6/4) menarik perhatian publik. Tapi, Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Toto Sugiarto, menilai, pertemuan tersebut hanya bersifat komunikasi politik biasa.
Toto menjelaskan, tidak ada kesepakatan tertentu maupun dukungan dan keberpihakan dari salah satu pihak yang tercetus dalam pertemuan itu. "Mereka hanya menjalin komunikasi biasa antara dua orang teman yang memiliki latar belakang militer," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/4).
Komunikasi antara Luhut dengan Prabowo bukanlah kejadian baru. Sudah saling mengenal sejak lama membuat keduanya memiliki ikatan pertemanan yang tidak terbatas pada pembicaraan politik.
Selain Prabowo, Luhut juga dikenal aktif menjalin komunikasi dengan kelompok lain seperti pengusaha Aburizal Bakrie. Toto menuturkan, pertemuan Luhut dengan Prabowo tidak lebih dari pertemuan dua orang teman.
Untuk menyatakan saling mendukung pun tidak sepatutnya hanya dilihat dari konteks politik. "Tidak sebagai pendukung atau bahkan penyalur dana. Komunikasi biasa," ucap Toto.
Sebelumnya, pada Sabtu (7/4), Luhut menjelaskan pertemuannya dengan Prabowo adalah hal sesuatu yang biasa dan hanya sebatas sebagai teman lama. Terkait Pilpres 2019, Luhut mempersilahkan Prabowo untuk maju.
Selain itu, terkait isu yang mengatakan ia merupakan sebagai jembatan antara oposisi dan pemerintah, Luhut menampik kabar tersebut.