REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan enggan menanggapi serius gerakan tagar #2019GantiPresiden yang beredar di media sosial. Luhut justru menceritakan, sejumlah cerita kesuksesan yang telah dicapai Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Luhut mengakui 3,5 tahun kepemimpinan Jokowi-JK masih ada beberapa hal yang masih kurang. Namun, ada beberapa hal yang telah dicapai.
"Jadi kita juga tidak mau mengatakan bahwa kita nggak ada kurangnya. Akan tetapi, saya ingin katakan pastikan pada anda selama 3,5 tahun saya sekarang menjadi pembantu presiden Jokowi kita memiliki success story yang sangat banyak," ujar Luhut saat hadir di sela-sela Rakornas bidang Kemaritiman, Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahad (8/4).
Bahkan, ia berani berdebat dengan orang yang mengatakan tidak ada kesuksesan yang dicapai Jokowi-JK selama ini. Termasuk pihak yang mempersoalkan hutang utang di era Jokowi.
"Jangan masalah utang dibicarakan begini-begitu. Masalah utang kita sangat-sangat terkendali," kata Luhut.
Karena itu, Luhut berpendapat, hanya segelintir orang memiliki peluang menggantikan Jokowi. "Jadi saya pikir dari indikasi semua tadi apa yang kita lihat peluang (jadi presiden) itu hanya dimiliki oleh segelintir orang saja sampai hari ini yang saya lihat," kata Luhut.
Luhut juga mengatakan rakyat yang menentukan pada Pemilihan Presiden 2019. "Ya orang mau bilang ganti sila-sila aja, hak dia, tetapi kan kita melihat yang akhirnya rakyat yang memutuskan," ujar Luhut
Presiden Jokowi telah menanggapi soal gerakan dan kaos yang dijual dan bertuliskan #2019GantiPresiden. Jokowi menilai yang bisa mengganti Presiden adalah rakyat dan restu Allah SWT.
"Masak kaos bisa ganti Presiden? Yang bisa ganti Presiden itu rakyat, kalau rakyat mau ya bisa ganti. Kedua restu dari Allah. Masak ganti kaos bisa ganti Presiden," kata Jokowi.