Jumat 06 Apr 2018 22:24 WIB

KLHK Turunkan Tiga Penyelam ke Titik Bocornya Pipa Pertamina

Pipa Pertamina yang bocor menjadi penyebab tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.

Sebuah kapal mendekati lokasi pertama kali munculnya api di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3). Akibat terbakarnya pipa minyak bawah air Balikpapan-Penajam Paser Utara, mengakibatkan satu kapal kargo MV Ever Judger dan dua kapal nelayan terbakar serta menewaskan dua nelayan.
Foto: Antara
Sebuah kapal mendekati lokasi pertama kali munculnya api di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3). Akibat terbakarnya pipa minyak bawah air Balikpapan-Penajam Paser Utara, mengakibatkan satu kapal kargo MV Ever Judger dan dua kapal nelayan terbakar serta menewaskan dua nelayan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menerjunkan tim penyelam di lokasi bocornya pipa minyak milik PT Pertamina di perairan Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (6/4). Menurut Siti Nurbaya, tujuan penerjunan tim penyelam adalah untuk menyelidiki secara langsung bocornya pipa milik Pertamina yang mengakibatkan tumpahan minyak di perairan Balikpapan dan mencemarkan lingkungan.

"Tim penyelam melakukan penyelaman di jangkar kapal MV Ever Judge 2 untuk melakukan analisis adanya jejak minyak pada jangkar jika jangkar kapal diduga menjadi penyebab putusnya pipa Pertamina di bawah laut itu," kata Siti Nurbaya.

Siti Nurbaya mendapat laporan langsung dari Balikpapan dan terus melakukan koordinasi. Pada Jumat, tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertemu Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kaltim di atas kapal Polda Kaltim di sekitar lokasi kejadian. Tujuannya, untuk ikut penyelaman di titik lokasi pipa bawah laut.

"Pak Dirjen Gakkum KLHK Dr Rasio Ridho Sani menyusul ke atas kapal. Kemudian diterangkan oleh salah satu instruktur selam bahwa jarak pandang mulai kedalaman lima meter adalah 0 m tanpa senter underwater dan 30 cm dengan senter underwater yang kami miliki pada cuaca terang," katanya.

Sedangkan saat itu hujan dan langit gelap, tim penyelam tidak mau menjamin keselamatan penyelam Polda Kaltim. Tim penyelam KLHK turun menggunakan tali referensi dengan diikatkan melalui carabiner supaya tetap bersama.

Menurut Siti Nurbaya, walau dalam cuaca hujan dan langit gelap (mendung), tiga orang penyelam, yaitu Yusi, Stephen, dan Mahert melakukan pemeriksaan jangkar di bawah air. Sampai kedalaman 10 meter dari dugaan kedalaman 30 meter belum menemukan tanda-tanda yang dapat dianalisis bahwa jangkar tersebut penyebab putusnya pipa Pertamina.

"Akhirnya diputuskan, penyelaman dihentikan karena cuaca hari ini tidak mendukung dan data untuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan sementara sudah cukup," kata Siti Nurbaya.

Siti Nurbaya juga menjelaskan, telah ditandatangani berita acara verifikasi dan pengambilan sampel yang melibatkan pihak Pertamina Refeneri Unit V (RU V) dan ditandatangani pihak Pertamina RU V juga. Selama kegiatan di lapangan, telah dikumpulkan sampel material yang diduga minyak di permukaan air, sampel air dan sampel sedimen di dasar pada pipa Pertamina yg ditemukan.

Sampel air dan sedimen di kawasan mangrove dan juga pengamatan mangrove. "Selain itu digunakan drone untuk melakukan mapping real daerah terpapar minyak," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement