Sabtu 31 Mar 2018 13:37 WIB

Ratusan Pasar Rakyat di Lampung tak Sehat

Pasar-pasar tersebut masih terlihat kumuh, kotor, dan tidak sehat.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Pedagang memotong daging sapi di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang memotong daging sapi di pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Dinas Perdagangan (Disdag) Lampung menyatakan sebanyak 540 unit pasar rakyat (tradisional) yang tersebar di wilayah Provinsi Lampung tidak higienis (sehat). Pasar-pasar rakyat yang dibuka masih banyak tanpa fasilitas publik sehingg perlu revitalisasi pasar agar menuju higienis.

"Belum ada satu pun pasar rakyat di Lampung ber-SNI (Sertifikat Nasional Indonesia)," kata Kepala Disdag Lampung Ferynia di Bandar Lampung, Sabtu (31/3).

Menurut dia, jumlah pasar rakyat di Lampung selalu tidak jelas jumlahnya. Pasalnya, banyak pasar rakyat yang dibuka di lahan kosong tanpa ada persetujuan izin resmi dari pemerintah setempat, sehingga saat pasar beroperasi tidak memiliki fasilitas publik yang mendukung layaknya sebuah pasar.

Pasar rakyat yang ada, kata dia, sangat menopang perekonomian daerah setempat. Namun pasar-pasar tersebut masih terlihat kumuh, kotor, dan tidak sehat. Ia berharap Kementrian Perdagangan dan lembaga terkait segera merevitalisasi pasar-pasar rakyat yang ada untuk menuju SNI 8152:2015.

Dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu, Kasubdit Pengelolaan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan M Anwar Ahmad mengatakan, pihaknya tengah berupaya untuk membantu pasar rakyat di Lampung lebih higienis. Ia menyebutkan upaya yang dilakukan salah satunya mencontoh pasar rakyat di daerah lain yang telah berhasil direvitalisasi seperti pasar Bumi Serpong di Tanggerang.

Menurutnya butuh kerja keras untuk merevitalisasi pasar yang ada untuk dapat berubah menjadi lebih higienis, bersih, dan aman, serta berkualitas seperti pasar modern. Sehingga komoditas yang diperdagangkan memiliki kualitas tertata dengan baik.

Pasar Pasir Gintung dan Pasar SMEP, merupakan pasar tradisional yang ternama di Kota Bandar Lampung. Kedua pasar tersebut menjadi tujuan utama bagi pedagang ritel untuk kebutuhan bahan pokok rumah tangga. Namun, sayangnya fasilitas publik seperti toilet, area peristirahatan, musholla, dan juga area parkir kendaraan tidak tersedia maksimal. Petak-petak pasar masih bercampur baur sehingga komoditas dagangan menimbulkan bau dan rasa tidak enak dan nyaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement