Sabtu 31 Mar 2018 12:22 WIB

Nyak Sandang Ungkapkan Ingin Melihat Wajah Jokowi

Ayahnya merupakan salah satu donatur yang membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nidia Zuraya
Presiden menerima Nyak Sandang, pria 91 tahun asal Aceh di Istana Merdeka pada Rabu, 21 Maret 2018.
Foto: dok. Biro Pers Istana Negara
Presiden menerima Nyak Sandang, pria 91 tahun asal Aceh di Istana Merdeka pada Rabu, 21 Maret 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaoperasi katarak pada mata kirinya, yang dilakukan Kamis (28/3) lalu, Nyak Sandang (91) akhirnya bisa melihat kembali. Saat ini, jarak pandangnya pun mencapai satu meter, bahkan lebih, walaupun pandangannya masih sedikit kabur.

 

"Mungkin sekarang masih ada pakai obat salep dan sebagainya mungkin agak sedikit kabur. Tapi pada dasarnya kata dokter bukan karena kondisi matanya (sehingga menjadi kabur), tapi (kaburnya) memang ada salepnya itu," kata salah satu keluarga Nyak Sandang, Maturidi (50) yang juga merupakan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh yang mendampingi Nyak Sandang, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu (31/3).

 

Karena kondisi penglihatanya yang sudah semakin membaik, Nyak Sandang mengungkapkan ingin melihat wajah dan bertemu kembali secara langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keinginan tersebut ingin ia wujudkan setelah operasinya berhasil dilakukan.

 

"Kalau kemarin cuma salaman dan pegangan tangan gitu (dengan Jokowi), tapi tidak tahu wajahnya. Katanya sih Presiden kita ganteng banget.Pengen lihat langsung (Presiden)," kata Maturidi.

 

Jumat (30/3) kemarin, lanjut Maturidi, Nyak Sandang juga dibesuk oleh perwakilan dari Istana Negara yaitu Biro Pers Sekretariat Presiden. Dalam kunjungannya, pihak istana menyampaikan harapan agar Nyak Sandang bisa segera pulih kembali.

 

"Kemaren juga ada media dari istana, mungkin atas perintah Pak Jokowi untuk hadir dan melihat secara langsung. Pak Jokowi tidak sempat kemari (RSPAD Gatot Soebroto), mungkin beliau bisa melihat melalui media istana," tambah Maturidi.

 

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi belum memberi lampu hijau kapan bisa bertemu kembali secara langsung dengan Nyak Sandang. Namun, Jokowi menyampaikan salam melalui perwakilan istana kepada Nyak Sandang.

 

"Beliau (Jokowi) sedang di luar daerah, beliau ingin ketemu Nyak Sandang melihat kondisi terkininya," kata Maturidi.

 

Ketika bertemu dengan Presiden Jokowi pada Rabu (21/3) lalu, di Istana Negara, Nyak Sandang meminta dioperasi katarak agar bisa membaca Alquran, membangun masjid di kampung halamannya di Kabupaten Aceh Jaya dan membantunya untuk dapat menunaikan ibadah haji. Terkait hal tersebut, Maturidi menuturkan Presiden berkenan untuk mewujudkan keinginan Nyak Sandang untuk melakukan ibadah haji.

 

"Insya Allah (dibantu menunaikan ibadah haji) pernah diucapkan oleh Presiden kalau haji memang telah berkenan Bapak Presiden untuk dapat menunaikan haji sekeluarganya. Bapak presiden juga sempat ngomong, sambil menunggu haji monggo umrah dulu. Tapi itu kembali kepada bapak Presiden gimana tindak lanjutnya," tambahnya.

 

Nyak Sandang merupakan salah seorang donatur yang memiliki bukti berupa selembar obligasi atau surat pernyataan utang dari pemerintah yang dikeluarkan tahun 1950, saat ayahnya Ibrahim bersama warga lainnya menyerahkan bantuan untuk membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah. Dimana hal tersebut merupakan cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama di Indonesia.

 

Saat ini Nyak Sandang masih dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. Walaupun kondisi Nyak Sandang sudah semakin membaik, Maturidi belum bisa memastikan kapan Nyak Sandang bisa keluar dari rumah sakit. Sebab, ia masih harus tetap dirawat untuk kembali melakukan kontrol mata pada Rabu (4/4) pekan depan.

 

"Untuk waktu tepat kapan keluarnya dari rumah sakit belum bisa saya pastikan. Nanti setelah hari Rabu depan.Dokter mengatakan kita tinggal disini sampai kita kontrol hari rabu besok, untuk kontrol kembali mata beliau," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement