Jumat 30 Mar 2018 09:33 WIB

Soal Umpatan Kasar, Arteria Mengaku Geram karena Umat Ditipu

Arteria mengaku umpatanbya keluar karena geram banyak orang jadi korban First Travel

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Arteria Dahlan
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Arteria Dahlan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan meminta maaf terkait umpatnya yang dinilai menyinggung Kementerian Agama (Kemenag) pada saat rapat kerja bersama Jaksa Agung, Rabu (28/3) lalu. Ia mengaku pernyataan keluar lantaran dirinya geram dengan banyaknya orang yang menjadi korban First Travel.

Arteria mendorong kejaksaan untuk tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tapi juga melacaknya. Arteria menyampaikan hal itu karena pernah duduk sebagai anggota Komisi VIII DPR RI. Menurut dia, kekacauan yang ditimbulkan First Travel disebabkan kelalaian Kemenag.

"Korban First Travel datang ke saya, mereka mengadu ke kemenag, ke penegak hukum, namun berakhir dengan jawaban itulah akibatnya kalau pakai jasa travel harga murah. Saya tidak terima jawaban seperti ini" ujar politikus PDI Perjuangan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/3).

Berdasarkan fakta persidangan, ada 63.310 calon jemaah umrah jadi korban First Travel. Mereka sudah melunasi pembayaran tapi tidak diberangkatkan umrah, total kerugiannya mencapai Rp 905,3 M pada 2015-2017.

"Saya geram dengan aksi penipuan ini. Saya kasihan lihat umat yang terlantar. Bisa kalian bayangkan berapa banyak dari mereka yang bertahun-tahun mengumpulkan uang karena rindu menginjakkan kaki di rumah Allah, melihat Ka'bah? Itu yang saya bela. Substansi kegeraman saya di sana" ungkap politisi yang akrab dipanggil Teri ini.

Dalam surat dakwaan, bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan, kerap menggunakan uang calon jemaah umrah untuk keperluan pribadinya, bisnis dan melancong ke luar negeri.

"Dalam iman saya adikenal watawa saubil haq, watawa saubil sabr, saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran, agar kita semua lebih baik lagi ke depan, bukan untuk permusuhan. Saya selalu berusaha untuk bersikap bijak dan santun, tapi mohon juga dipahami hal tersebut akan sulit dilakukan apabila jerit tangis rakyat masih tidak terselesaikan" katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement