Rabu 28 Mar 2018 14:26 WIB

100 Ha Kawasan Green Belt Waduk Jatiluhur Kritis

Bila tertimpa hujan maka tanah di wilayah rawan longsor dan mengenai bibir waduk.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Jajaran Direksi PJT II Jatiluhur dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta, menanam pohon jenis keras di kawasan hutan Waduk Jatiluhur, Rabu (28/3). Penanaman pohon ini, terkait dengan peringatan hari air sedunia.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Jajaran Direksi PJT II Jatiluhur dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta, menanam pohon jenis keras di kawasan hutan Waduk Jatiluhur, Rabu (28/3). Penanaman pohon ini, terkait dengan peringatan hari air sedunia.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- PJT II Jatiluhur, melansir kawasan kritis di wilayah green belt Waduk Jatiluhur mencapai 100 hektare. Kawasan tersebut, kondisinya rusak parah. Bila tertimpa hujan maka tanah di wilayah rawan longsor dan mengenai bibir waduk.

Sekretaris PJT II Jatiluhur Haris Zulkarnain, mengatakan, kawasan yang kritis tersebut jadi fokus pihaknya untuk segera dinormalisasi. Salah satunya, dengan upaya penghijauan ataupun penanaman pohon. Adapun pohon yang dibutuhkan untuk menghijaukan lagi kawasan kritis itu, mencapai ribuan batang. "Kawasan kritis ini, sudah jadi prioritas program kita. Ke depan, kawasan green belt yang kritis tersebut akan kita hijaukan," ujar Haris, kepada Republika.co.id saat acara hari air sedunia, Rabu (28/3).

 

photo
Jajaran Direksi PJT II Jatiluhur dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta, menanam pohon jenis keras di kawasan hutan Waduk Jatiluhur, Rabu (28/3). Penanaman pohon ini, terkait dengan peringatan hari air sedunia.

Sebelum menghijaukan kawasan kritis tersebut, Haris mengatakan, hari ini pihaknya sudah menanam 150 pohon jenis keras di lingkungan hutan PJT II. Pohon yang ditanam itu, di antaranya Mahoni, Trembesi, Pule dan Damar.

Penanaman pohon ini, lanjut Haris, selain untuk penghijauan juga sebagai upaya konservasi sumber mata air. Mengingat, semakin banyak pepohonan, diharapkan akan makin bertambah sumber mata air di sekitarnya.

Menurut Haris, terkait dengan penanaman pohon, pihaknya sudah fokus sejak 2014 lalu. Selama empat tahun terakhir, pohon yang sudah ditanam mulai dari hulu Citarum sampai hilir, mencapai 50 ribu batang.

Pohon yang ditanam bervariasi. Mulai pohon keras sampai pohon produktif dan bernilai ekonomis. "Untuk tanam pohon, ini akan terus dilakukan. Sampai kawasan kritis di wilayah kerja PJT II bisa terecovery semua," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta, Didi Suardi, mengatakan, saat ini bumi sudah mengalami kerusakan. Termasuk ancaman pemanasan global. Karena itu, sudah saatnya semua pihak berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Salah satunya, upaya reboisasi dengan penanam pohon.

photo
Jajaran Direksi PJT II Jatiluhur dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta, menanam pohon jenis keras di kawasan hutan Waduk Jatiluhur, Rabu (28/3). Penanaman pohon ini, terkait dengan peringatan hari air sedunia.

 

"Penanaman pohon itu sangat penting. Sebab, fungsi pohon sangat banyak. Mulai dari penyedia oksigen, penyedia bahan pangan sampai penyedia air. Karenanya, sejak saat ini mari kita sayangi pohon," ujar Didi.

Dengan adanya program penanaman pohon dari berbagai pihak, termasuk perusahaan BUMN ini, instansinya sangat mengapresiasi. Sebab, penataan lingkungan ini tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja. Melainkan, perlu ada kontribusi dari pihak swasta dan perusahaan BUMN juga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement