REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia dapat menjadi negara maju apabila para birokratnya bertanggung jawab dan bekerja keras.
"Kita harus meyakini semua, insya Allah Indonesia jadi negara maju, jika punya birokrat-birokrat yang tanggung jawab dan bekerja keras," kata Presiden di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (27/3).
Presiden menyampaikan hal itu dalam Kuliah Umum Presiden bagi CPNS Seleksi Tahun 2017 dengan tema "Bersatu Dalam Harmoni menuju Birokrasi Berkelas Dunia 2024".
"Jika birokrat-birokrat selalu melakukan inovasi, jika birokrat-birokrat mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas kepentingan yang lain, syaratnya (untuk menjadi negara maju) itu. Saya harap saudara-saudara dapat beradaptasi terhadap dunia yang dinamis, dengan perubahan yang sangat cepat," ungkap Presiden.
Menurut Presiden, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat serta perubahan banyak yang membawa tantangan baru dan menyebabkan rencana strategis (renstra) interaksi digital semakin berubah. Renstra ekonomi juga berubah dengan adanya "financial technology" (fintech) dan ekonomi digital dan renstra politik dengan adanya media sosial serta tingginya aktivitas warganet (netizen).
"Pemerintah pun dituntut bekerja lebih cepat, responsif, tanggap, efisien. Birokrat juga ditutut bekerja lebih cepat dan efisien serta harus mengikuti perkembangan teknologi. Gagasan inovatif yang ada, dinamika sosial ekonomi politik dan jangan lupa mendengar keinginan-keinginan masyarakat. Kalau masyarakat ingin dilayani cepat, jangan Anda lambat, dimaki-maki nanti kita," tegas Presiden.