REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Indonesia harus bisa menjadi fasilitator dalam mendorong pengembangan potensi bangunan-bangunan tua bernilai sejarah menjadi tempat seni pertunjukkan yang mampu memikat mendatangkan wisatawan dan musisi internasional ke sejumlah daerah. Langkah ini tentunya sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional di masa mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh promotor musik sekaligus event consultant dari pertunjukkan the Hitman David Foster and Friends, Anas, di De Tjolomadoe Karanganyar, Senin (26/3). Terjualnya seluruh tiket pertunjukkan sekaligus apresiasi yang diberikan secara langsung oleh David Foster terhadap bangunan De Tjolomadoe menjadi bukti bahwa bangunan tua bernilai sejarah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia bisa juga melakukan hal serupa.
"Sekarang ini tinggal bagaimana melakukan sinergi saja. Contoh yang sudah dilakukan pada revitalisasi bekas pabrik gula Colomadu dengan melibatkan beberapa perusahaan BUMN tentunya bisa menjadi semacam benchmark untuk pengelolaan bangunan tua bernilai sejarah di tempat lain," ujar Anas dalam keterangannya hari ini.
Untuk merevitalisasi bangunan tua itu tentunya harus melibatkan banyak pihak. Salah satunya adalah keterlibatan para arkeolog dan ahli sejarah. Lalu untuk lebih memberikan nilai jual dan nilai tambah maka keterlibatan pihak BUMN sekaligus pihak swasta menjadi langkah yang harus dilakukan berikutnya.
"Presiden Jokowi kan sudah berkomitmen untuk memangkas hambatan-hambatan birokrasi untuk investasi. Jadi tidak ada alasan di tempat lain untuk melakukan hal serupa," katanya.
Anas menyebutkan beberapa tempat di Indonesia yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat untuk seni pertunjukkan berskala internasional. Di daerah Sumatera Utara memiliki kearifan budaya lokal di kawasan Danau Toba. Lalu di Jakarta dan Sumatera Barat memiliki sejumlah bangunan tua yang bernilai sejarah dari peninggalan Belanda.
"Di tempat lain, saya yakin akan bisa digali potensi tersebut. Sekarang ini tinggal kita inventarisasi lalu tinggal diwujudkan ke dalam sebuah perencanaan," jelasnya.
Anas beranggapan di masa mendatang sektor pariwisata berbasis nilai heritage akan menjadi pesona yang kuat untuk memikat para wisatawan untuk datang berkunjung. Ia pun menyebut situs peninggalan dunia seperti di Pompeii, Italia; Acropolis di Athena, Yunani hingga Royal Albert Hall di London, Inggris.
"Semua tempat itu selalu dikunjungi wisatawan. Untuk mendatangkan mereka, biasanya dielaborasikan dengan pementasan seni pertunjukkan dengan line-up artis internasional yang berkelas. Di Indonesia kita juga memiliki candi Prambanan dan Borobudur yang sudah diakui sebagai warisan dunia. Harusnya kita bisa juga melakukan hal semacam itu," ujarnya.