Senin 26 Mar 2018 13:20 WIB

Menristekdikti Sebut Realisasi Dana Riset Masih Minim

Minimnya realisasi dana riset disebabkan karena beberapa hal.c

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Peneliti Indonesia. Ilustrasi.
Foto: Antarafoto
Peneliti Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, realisasi dana riset diberbagaikementerian dan lembaga masih sangat minim. Pasalnya, dari jumlah Rp 24,9 triliun yang dianggarkan negara hanya 44 persen atau Rp 10,9 triliun yang berhasil direalisasikan.

"Contohnya kalau biaya riset yang dikeluarkan, katakanlah Rp 10 miliar atau Rp 5 miliar, ternyata yang menghasilkan produk itu hanya Rp 1 miliar," ujar Nasir dalam acara Sosialisasi Program Penguatan Klaster Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (26/3).

Menurut Nasir, minimnya realisasi dana riset disebabkan karena beberapa hal. Di antaranya, penggunaan dana untuk menggelar forum group discussion (FGD) dan perjalanan dinas yang tidak efektif, atau terkesan menghambur-hamburkan anggaran.

"Jangan berkali-kali FGD tapi tidak ada hasilnya. Perjalanan dinas sudah berkali-kali, tapi tidak menghasilkan. Biaya berapa? Rp 5 miliar. Output-nya mana? Tidak ada!" ungkap Nasir.

Karena itu, Nasir menerangkan, salah upaya yang perlu dilakukan ialah sinergi antar kementerian. Seluruh riset yang berada di berbagai kementerian, harus dipusatkan di satu kawasan penelitian, supaya mudah dikoordinasikan.

"Kami ada kawasan puspiptek (pusat penelitian ilmupengetahuan dan teknologi) di Serpong. Semua lembaga dikumpulkan dan dikoordinasikan. Jadi national science park kita jalan," jelas dia.

Selain itu, para peneliti dan pemerintah daerah juga diingatkan supaya pelaksanaan riset sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, inovasi hasil riset dapat bermanfaat dalam peningkatan ekonomi lokal.

"Riset itu jangan dilihat dari keinginan semata, tapi daridemand-nya. Potensi yang ada di daerah itu dimaksimalkan, supaya riset memiliki manfaat," kata Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement