Sabtu 24 Mar 2018 00:17 WIB

Jaga Tradisi, Khofifah Ajak Lestarikan Batik Tulis

Khofifah mengunjungi sentra batik tulis desa Ngaresrejo, Sukodono, Sidoarjo.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andri Saubani
Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (tengah) membatik kain saat mengunjungi industri rumah batik di kawasan Sukodono, Jawa Timur, Jumat (23/3).
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (tengah) membatik kain saat mengunjungi industri rumah batik di kawasan Sukodono, Jawa Timur, Jumat (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Calon gubernur Jawa Timur nomor urut satu, Khofifah Indar Parawansa mengisi masa kampanyenya dengan mengunjungi sentra batik tulis desa Ngaresrejo, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (23/3). Khofifah mengaku, kunjungan tersebut dilakukan karena menjaga tradisi dan budaya lokal merupakan salah satu komitmen jika terpilih nanti.

Setibanya di lokasi, Khofifah langsung menengok sentra pembuatan batik tulis milik Abu Bakar dan M Salam. Menurutnya, batik tulis Sidoarjo memiliki kekhasan yang kuat sebagai simbol tradisi kearifan lokal setempat.

"Kita ke UKM batik tulis di sini. Saya mendapatkan pembelajaran sangat advance di sini dengan tetap menjaga tradisi batik tulis," kata Khofifah di sela kunjungannya.

Khofifah kemudian menyatakan keinginannya menggelar pelatihan bersama antara batik tulis Madura dan Sidoarjo. Meski tanpa menggunakan cara manual, Khofifah menilai batik Sidoarjo memiliki pengolahan yang sistematis.

"Jadi pola-pola tanpa menggunakan teknologi yang canggih tanpa menambah modal besar. Saya rasa yang digunakan format yang di sini lebih mudah untuk bisa meningkatkan produktivitas batik tulisnya. Varian-variannya bisa dijadikan referensi," ujar Khofifah.

Khofifah meyakini, jika dikawinkan antara Batik Madura dan Batik Sidoarjo akan memiliki kekuatan pada desainnya. Bahkan, menurutnya, pengawinan kedua batik tulis tersebut bisa membawa produktivitas dan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Menjaga tradisi batik, dikatakan Khofifah menjadi keharusan warga negara. Selain itu, produk batik berpotensi membuka lapangan kerja lebih luas sehingga banyak masyarakat yang terserap sebagai pegawai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement