REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian kerap menemui uklama dan melakukan kunjungan dalam sejumlah pengajian atau tabligh. Terkait hal tersebut, Tito membantah adanya motif politik dalam lawatannya tersebut.
"Tujuan kita mempererat silaturahim antara pemerintah dan masyarakat," ujar Tito di Mapolresta Jambi, Jumat (23/3). Di hari yang sama, Tito mengunjungi Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Masjid Agung Al-Falah Jambi. Tabligh Akbar tersebut digelar oleh Polda Jambi dengan menghadirkan Ustaz Arifin Ilham.
Tito menekankan, yang terpenting dalam kunjungannya dan pertemuan dengan para ulama adalah untuk berdoa bersama. Selain itu, menurut Tito ulama adalah tokoh yang tepat untuk dirangkul dalam membangun ketertiban dan keamanan masyarakat, khususnya masyarakat muslim.
Di samping itu, lanjut Tito, ulama memiliki peran sentral dalam mendinginkan dinamika keamanan di masyarakat. Sehingga, Tito pun membantah bila kunjungan dan pertemuannya dengan para ulama kerap diasosiakan sebagai manuver politik.
"Saya kira itu tujuan utama, tidak ada memiliki maksud maksud politik atau apa tidak ada, karena posisi Polri sama dengan posisi TNI kalau untuk masalah politik adalah netral," ucap Tito menegaskan.
Politik Polri dan TNI, menurut Tito adalah politik negara. Politik negara artinya mengabdi kepada negara dan bangsa. "Bukan politik partai," ujarnya menegaskan.