Jumat 23 Mar 2018 03:07 WIB

Perpusnas Lakukan Safari Gerakan Gemar Membaca di Sleman

Tiga unit sepeda motor angkutan buku perpustakaan diserahkan.

Ilustrasi perpustakaan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi perpustakaan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perpustakaan Nasional melakukan Safari Gerakan Pembudayaan Gemar Membaca di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (22/3). Gerakan ini dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat.

"Safari itu dilakukan ke berbagai provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Hari ini datang ke Sleman untuk melakukan dialog tentang upaya meningkatkan minat baca dengan para pengelola perpustakaan di Sleman," kata Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan RI Supriyanto.

Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Gemar Membaca di Sleman itu dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman dengan mengundang siswa, para pengelola PAUD, guru SD, SMP dan SMA serta para pustakawan.

Pada kesempatan tersebut Supriyanto juga menyerahkan bantuan tiga unit sepeda motor angkutan buku perpustakaan ke Perpustakaan Sleman, serta kepada pengelola Perpustakaan Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem dan Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan yang diterima Bupati Sleman Sri Purnomo.

Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo menyerahkan sejumlah buku karya para pelajar Sleman untuk Perpustakaan Pusat.

Pada acara tersebut, juga dilakukan dialog tentang upaya minat baca antara para pengelola perpustakaan dengan para petugas Perpustakaan Pusat, anggota Komisi X DPR Esti Wijayanti dan Kepala Perpustakaan DIY dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Sleman Ayu Laksmi Dewi.

Menurut Supriyanto, minat baca masyarakat Indonesia masih rendah yang antara lain disebabkan terbatasnya jumlah buku yang tersedia di perpustakaan. "Oleh karena itu jumlah perpustakaan di berbagai daerah harus ditambah dan jumlah bukunya juga dilengkapi sehingga bisa menumbuhkan minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan membaca buku," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan dalam upaya meningkatkan minat baca anak maka semua sekolah di Sleman harus memiliki perpustakaan karena perpustakaan merupakan jantung sekolah.

"Saat ini budaya membaca yang merupakan kebiasaan yang baik mulai kita tinggalkan. Munculnya berbagai teknologi saat ini seakan dapat menggantikan peranan buku. Begitupula bagi anak-anak, budaya membaca saat ini sudah tergantikan dengan banyak beredarnya permainan-permainan individualis diberbagai gadget," katanya.

Ia mengatakan, kondisi ini tentunya menimbulkan keprihatinan khususnya di wilayah Kabupaten Sleman yang merupakan kawasan pendidikan dengan jumlah perguruan tinggi terbanyak di DIY.

"Semakin tingginya persaingan di bidang pendidikan merupakan tantangan bagi kita untuk kembali menggalakkan budaya membaca bagi kita dan anak-anak kita. Perlu kita sadari bersama bahwa membaca menjadi kebutuhan untuk terus menambah pengetahuan kita setiap saat," katanya.

Bupati mengajak seluruh masyarakat untuk membudayakan membaca dari lingkungan terkecil di rumah masing-masing, di sekolah, perkantoran, dan diberbagai kesempatan. "Saat ini informasi tidak saja dicari di buku namun juga bisa dicari melalui e-book dan perpustakaan digital," katanya.

Ia mengatakan, penyelenggaraan Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca diharapkan dapat memberikan motivasi bagi para pengelola perpustakaan desa, taman bacaan, serta masyarakat dalam peran sertanya mengembangkan perpustakaan di tempatnya masing-masing.

"Selain itu, kegiatan ini juga merupakan media yang tepat untuk mengenalkan pengelolaan perpustakaan dari sudut pandang lain yaitu perpustakaan yang lebih memasyarakat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement