REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Bambang DH menyampaikan, saat ini pihaknya tengah memprioritaskan untuk membangun dan menguatkan dukungan yang sudah ada. Oleh karena itu, komunikasi intens kepada jajaran partai pendukung pun dilakukan.
Salah satu yang dibahas adalah mengenai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo. Pertemuan dengan parpol (partai politik) pendukung itu dalam rangka melahirkan kriteria dan itu belum sampai pada kesepakatan.
"Tapi paling tidak, upaya kami menghindari benturan bisa diantisipasi, bisa smooth dan semua bisa menerima masukan, keinginan dan mimpi Parpol," ungkap Bambang saat ditemui di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (21/3).
Bambang menambahkan, menyamakan kriteria cawapres antar parpol pendukung Joko Widodo harus dilakukan. Apalagi sebelumnya, sejumlah parpol koalisi juga menyodorkan nama-nama cawapres untuk mendampingi Joko Widodo.
"Kalau belum ada kriteria tapi sudah menyebut nama, itu sangat riskan. Selain itu tata krama komunikasi politik yang dilakukan harus baik," kata Bambang DH.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Muhammad Sarmuji menyampaikan, saat ini pihaknya baru bisa menawarkan kriteria cawapres dari perspektif Partai Golkar. Sejauh ini masih banyak Partai Golkar yang mengusulkan kriteria yang harus memenuhi tiga hal.
Pertama adalah figur yang bisa menopang Joko Widodo sehingga elektabilitasnya aman sampai Pilpres 2019. Kedua figur yang sebisa mungkin memiliki basis politik sehingga kerja-kerja pemerintahan untuk lima tahun ke depan relatif terjaga.
Ketiga pendamping Joko Widodo harus bisa menjawab tantangan Indonesia untuk lima tahun ke depan. "Jadi tinggal sekarang kami rumuskan tantangan lima tahun ke depan itu seperti apa. Saya tantangannya itu masih masalah ekonomi," tutur Sarmuji.