REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan solusi konsep terintegrasi untuk pengelolaan serta rehabilitasi sungai, danau, dan waduk yang kotor. Kota Jakarta diharapkan dapat menjadi contoh dari Indonesia untuk mengatasi masalah ini.
Kepala Badan Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI Anto Tri Sugiarto mengatakan, keadaan sungai dan danau di DKI Jakarta yang kotor dan penuh sampah sangat mengkhawatirkan. Hal ini didukung dengan kondisi geologis Jakarta yang terdiri dari endapan gunung api di bagian selatan dan endapan alluvial laut di bagian utara. Ini mengakibatkan kondisi badan air yang saling berhubungan.
Menurut Anto, sistem air kota Jakarta sebenarnya saling terintegrasi, antara air tanah, sungai, waduk, dan laut. Air tanah di Jakarta memiliki hubungan dengan 13 sungai yang ada, serta 55 danau serta waduk (DKI Jaya, 2014) yang terhubung dengan seluruh sistem sungai ini.
Konsekuensinya sungai, danau, dan waduk yang tercemar akan mencemari seluruh sistem air di kota Jakarta. Bahaya pencemaran ini jika tidak segera diantisipasi akan menjadi bencana bagi kota Jakarta itu sendiri, ujar dia.
Anto menambahkan, LIPI melakukan riset untuk memperoleh air bersih dengan berbagai cara, mulai dari teknologi biologi, fisika, dan kimia secara konvensional maupun proses yang lebih canggih.
Anto juga menjelaskan bahwa danau dan waduk di Jakarta secara perlahan-lahan menghilang. Padahal, danau di Jakarta mempunyai fungsi, antara lain persediaan air, PLTA, sarana irigasi, budi daya perikanan darat, sarana rekreasi, dan olah raga, pengendali bencana alam, habitat tumbuhnya tumbuhan dan satwa, juga sebagai sarana penelitian, pendidikan, dan transportasi.
LIPI menawarkan solusi-solusi untuk upaya pemulihan danau dan sungai dengan intervensi teknologi, yaitu teknologi integrated floating wetland. LIPI juga memiliki Teknologi Nanobubble untuk pengolahan air limbah agar tidak mencemari sungai dan danau.
Menyikapi kasus Jakarta, LIPI juga mempunyai integrated water management untuk pengelolaan air tanah, danau dan sungai yang bisa dimanfaatkan sebagai solusi pengelolaan sungai dan danau yang saling berhubungan.
Ditambahkan Anto bahwa sungai dan danau memiliki kegunaan yang hampir sama, sehingga keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Proses pelestarian sungai dan danau merupakan tanggung jawab kita bersama baik individu, masyarakat, pemerintah pusat maupun daerah, mengingat pentingnya fungsi dan peruntukannya.
Salah satu cara melestarikan sungai dan danau adalah dengan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak terjadi erosi dan pencemaran, pengelolaan sungai maupun danau dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen lingkungan yang baik, pungkas Anto.