Rabu 21 Mar 2018 16:15 WIB

Atasi Keracunan Makanan, Dinkes Sukabumi Giatkan Penyuluhan

Dalam sebulan terakhir ini terjadi dua kasus keracunan dengan korban cukup banyak.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Keracunan makanan
Foto: Google
Keracunan makanan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMIPemerintah Kabupaten Sukabumi menggiatkan penyuluhan untuk mengatasi keracunan makanan. Pasalnya, dalam sebulan terakhir ini terjadi dua kasus keracunan dengan korban yang cukup banyak.

Terakhir, Kasus keracunan makanan terjadi di selatan Sukabumi tepatnya  Kampung Pasir luhur RT 03 RW 01 Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas pada Senin (19/3) lalu. Di mana ada sebanyak 15 orang warga yang mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah dan buang air besar setelah menyantap makanan catering dalam acara syukuran warga.

Sebelumnya, kasus keracunan massal menimpa puluhan warga di Kampung Ciparanje Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak pada Rabu 28 Februari 2018 lalu. Mereka mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan yang disajikan dalam acara syukuran pernikahan salah satu warga yang digelar pada sehari sebelumnya.

Kami melakukan penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat oleh petugas kesling dan promkes perihal keracunan makanan, ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Sukabumi Hendra Priatna kepada wartawan Rabu (21/3). Langkah ini kata dia untuk mencegah terulangnya kembali keracunan makanan di tengah masyarakat.

Menurut Hendra, ke depan kasus keracunan yang diduga berasal dari makanan bisa dicegah semaksimal mungkin. Caranya dengan mengolah makanan secara higienis dan menggunakan bahan baku yang baik serta sehat.

Khusus di lokasi yang keracunan kata Hendra, petugas juga mewawancara pengolah makanan terkait dari bahan baku, proses pengolahan, proses pewadahan makanan, personal higienis. Upaya ini untuk mengetahui faktor resiko lainnya yang dapat mengakibatkan keracunan makanan.

Di sisi lain Hendra mengungkapkan, kasus keracunan terakhir yang terjadi di Desa Tamanjaya terjadi setelah warga mengkonsumi makanan katering yang berisi nasi, mie, dan ayam pada Ahad (18/3) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Selanjutnya terang Hendra, pada Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB sebagian warga mengalami gejala keracunan seperti muntah dan buang air besar lebih dari lima kali. Korban keracunan lanjut dia langsung dibawa ke Puskesmas Tamanjaya untuk mendapatkan penanganan medis.

Hingga Selasa (20/3) malam kondisi dari 15 pasien keracunan makanan masih stabil. Mereka lanjut Hendra hanya merasakan pusing dan sakit ulu hati. Ia menuturkan saat ini tidak ada pasien yang memerlukan penanganan secara khusus atau tidak ada yang di infus.

Dinkes ungkap Hendra telah membuka posko pelayanan kesehatan di daerah lokasi keracunan makanan empat hingga lima hari ke depan sejak kejadian. Langkah ini kata dia sebagai upaya penanganan medis yang cepat tanggap dan konfrehensif.

Petugas juga ujar Hendra telah melakukan pengambilan sampel makanan untuk diperiksa di Balai Laboraturium Kesehatan Propinsi Jawa Barat (BLK). Pemeriksaan sampel dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dari keracunan makanan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement