Selasa 20 Mar 2018 17:42 WIB

Pengamat Nilai Puan Lebih Menguntungkan PDIP dan Jokowi

Keuntungan tersebut bukan hanya untuk PDIP, tetapi juga Jokowi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ratna Puspita
Menko PMK Puan Maharani usai memimpin Rakor Tingkat Menteri (RTM) tentang percepatan pelaksanaan Program Padat Karya di Desa yang berlangsung di Ruang Rapat Menko Lantai 1, Kemenko PMK, Jakarta.
Foto: Istimewa
Menko PMK Puan Maharani usai memimpin Rakor Tingkat Menteri (RTM) tentang percepatan pelaksanaan Program Padat Karya di Desa yang berlangsung di Ruang Rapat Menko Lantai 1, Kemenko PMK, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (Sigma) Said Salahudin menyebut ada beberapa keuntungan bila Puan Maharani diusung menjadi calon wakil presiden yang mendampingi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Keuntungan tersebut bukan hanya untuk PDIP, tetapi juga Jokowi.

"Sebenarnya, bila Puan Maharani disandingkan menjadi cawapres mendampingi Jokowi, maka ada beberapa keuntungan yang bisa didapat oleh Jokowi dan juga PDIP sendiri," kata Said saat dihubungi Republika, Selasa (20/3).

Bagi Jokowi, dia menerangkan, kehadiran Puan akan mampu meningkatkan elektabilitas. Sebab, putri dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri itu bakal mampu mengamankan suara dan dukungan PDI Perjuangan. 

"Posisi PDIP sekarang masih aman, tinggal ditambah sedikit saja, mungkin dari Nasdem atau Hanura, PDIP sudah bisa menang," kata Said.

Sementara untuk PDIP, Said menyebutkan, ada sejumlah keuntungan. PDIP dapat membuktikan adanya kaderisasi sukses dalam partai itu. Dia menerangkan jika Puan diberikan ruang dan kesempatan maka terdapat regenerasi dari trah Presiden RI pertama Soekarno yang berhasil dilakukan oleh partai itu. 

"Setidaknya membuktikan bahwa PDIP konsisten dalam mempertahankan ide marhaen yang diusung oleh Presiden Soekarno dulu," tuturnya.

Keuntungan lainnya, jika pasangan Jokowi-Puan menang maka kekuasaan penuh akan berada di tangan partai moncong putih itu. 

"Kekuasaan selama lima tahun ini ada tangan PDIP, tidak ada partai lain yang akan mengambil alih," ujar Said.

PDIP juga bakal dalam posisi yang diuntungkan kalau Jokowi berhenti di tengah jalan saat menjabat sebagai presiden RI periode 2019-2024. Jika hal tersebut terjadi maka Puan yang merupakan kader PDIP akan menggantikan Jokowi sebagai orang nomor satu di negeri ini. 

"Kalau nanti ada cerita Jokowi berhenti di tengah jalan, penggantinya adalah orang partai PDIP sendiri, karena Puan adalah wapresnya. Tak ada campur tangan dari partai lain," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement