Senin 19 Mar 2018 06:47 WIB

Pelaku Wisata di Gunung Kidul Harus Cek Standar Keamanan

Dinas Pariwisata Gunung Kidul akan evaluasi wisata minat khusus di wilayah tersebut.

Wisatawan mancanegara menyusuri gua di Kalisuci Cave Tubing, Desa Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan mancanegara menyusuri gua di Kalisuci Cave Tubing, Desa Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL — Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan semua pelaku wisata dan kelompok sadar wisata minat khusus melakukan pengecekan standar keamanan peralatan yang digunakan. Ini untuk mencegah kecelakaan.

Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti mengatakan tanggung jawab pengelolaan wisata minat khusus dipercayakan kepada kelompok pengelola wisata. Artinya, mereka juga memiliki tugas menjaga kebersihan lingkungan, dan keamanan serta kenyamanan wisatawan.

"Tanggung jawab jika ada kecelakaan juga dimiliki oleh kelompok pengelola wisata minat khusus," katanya di Gunung Kidul, Senin (19/3).

Dia mengatakan Dinas Pariwisata Gunung Kidul berupaya melakukan koordinasi dengan para pengelola agar memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan para pengunjung, termasuk asuransi. "Kecelakaan di tempat wisata bisa terjadi di mana saja. Untuk itu keselamatan menjadi hal utama yang tidak bisa ditawar," katanya.

Asti mengatakan keamanan minat khusus seperti gondola Pantai Timang dan flying fox harus dipastikan umur dan kekuatan tali seling. Demikian juga gondola di Timang juga harus diketahui dengan pasti keamanannya.

Lalu, objek wisata baru teras kaca di Girikarto, Panggang, belum ada izin pengelolaan. "Dalam waktu dekat kami akan melakukan evaluasi keamanan wisata minat khusus," katanya.

Dia mengaku sudah mendengar informasi mengenai kecelakaan di Pantai Timang yang mengakibatkan tangan warga negara Malaysia terluka saat menaiki gondola. Namun demikian, belum ada laporan yang masuk ke dinas pariwisata.

"Sudah dengar, Saya mendengar kabar justru dari internet," katanya.

Sementara  seorang pengelola gondola, Siman, mengakui adanya kecelakaan yang melibatkan seorang WNA bernama Siti Nur Amira berusia 4 tahun, yang jari tangan kejepit gondola. "Iya ada insiden itu (kecelakaan). Sudah kami tangani hingga pengobatan," katanya.

Ia memastikan standar keamanan gondola tidak ada kendala. Dia meyakini jika penumpang gondola mematuhi peraturan dari pengelola kecelakaan tak akan terjadi. "Semoga ini yang pertama dan terakhir," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement