Kamis 15 Mar 2018 20:54 WIB

Bule Pengelola Aloita Resort Minta Maaf

Fabrizio menegaskan bahwa sama sekali tidak ada niat untuk mengusir rombongan DPRD

Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengelola Aloita Resort, sebuah resor di Pulai Simakakang, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, meminta maaf. Fabrizio Belliere, Warga Negara Asing (WNA) asal Italia yang mengelola Aloita Resort meminta maaf kepada publik sebagai buntut polemik pelarangan terhadap rombongan DPRD Sumbar saat berniat berlabuh di dermaga Aloita Resort, Ahad (11/3) lalu. Kejadian yang direkam melalui kamera ponsel tersebut lantas viral di media sosial.

Manajemen Aloita Resort pun membuat surat permohonan maaf resmi yang dilayangkan kepada DPRD Provinsi Sumatra Barat dan DPRD Kepulauan Mentawai, dua pihak yang terlibat argumentasi dalam video yang viral beberapa hari ini. Tak hanya itu, Fabrizio dan penasihat hukumnya, Aim Zein, mengadakan konferensi pers untuk menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang merasa tersinggung dengan sikapnya dalam video tersebut. Meski begitu, Fabrizio menegaskan bahwa sama sekali tidak ada niat untuk mengusir atau melarang rombongan DPRD yang ingin mampir ke Pulau Simakakang.

"Di sini kita klarifikasi dan saya minta maaf saja. Itu intinya. Ini missunderstanding dan saya minta maaf saya, dari hati saya minta maaf. Dari saya sudah clear," ujar Fabrizio usai menggelar jumpa pers, Kamis (14/3).

 

(Baca: Wagub Sumbar: Pengusiran Anggota DPRD oleh Bule Salah Paham)

Fabrizio juga menjelaskan runutan kejadian yang tertangkap dalam video yang viral tersebut. Ia membenarkan bahwa pada Ahad (11/3) lalu ada sebuah kapal yang mencoba merapat ke dermaga Aloita Resort. Dari penglihatannya, jelas terlihat bahwa ukuran kapal yang dipakai rombongan DPRD lebih besar dari kapasitas dermaga apung yang dimiliki resornya.

"Saat itu kami melakukan perbaikan di dermaga. Resor kami dalam keadaan tertutup karena melakukan renovasi," ujar Fabrizio.

Masalah lainnya, saat kapal yang ditumpangi rombongan DPRD ingin merapat, kapal milik Aloita Resort sudah lebih dulu bersandar di dermaga untuk dicat ulang. Dalam kondisi itu, Fabrizio menjelaskan, pengunjung yang akan ke dermaga harus berjalan melalui kapal yang kondisi lantainya masih basah usai dicat.

Menyusul kedatangan kapal rombongan anggota DPRD, Fabrizio mengaku sudah mencoba berkomunikasi dengan rombongan dan menyampaikan bahwa dermaga sedang dalam perbaikan. Apalagi kondisi dermaga banyak paku terbuka dan lantai papan yang terbuka dan longgar.

"Kami meminta maaf kepada mereka dan mempersilakan mereka untuk masuk melalui jalan pantai saja," katanya.

Kejadian selanjutnya, ujar Fabrizio, dirinya dan staf resor yakni Gertrind Wahur kembali mencoba meyakinkan tamu tersebut untuk melewati jalan pantai demi keselamatan. Sayangnya, komunikasi antara kedua pihak terlanjut tidak berjalan menyenangkan. Fabrizio meyakini terjadi kesalahpahaman dan dirinya dianggap melakukan pelarangan.

"Selanjutnya tamu kami marah-marah sebagaimana terlihat dalam video yang beredar," katanya.

Aim Zein selaku penasihat hukum Aloita Resort menambahkan, sebagai pelaku pariwisata kliennya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupeten Mentawai untuk menyelesaikan masalah ini.

"Kami siap diajak koordinasi. Pengelola sudah minta maaf, masa mau dikerjakan lagi. Saya pikir kita harus berjiwa besar toh dia sebagai investor dan dia sudah berjanji tidak akan mengulangi lagi," jelas Aim. N Sapto Andika Candra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement