Selasa 13 Mar 2018 20:38 WIB

Baru Dua Bulan, Jembatan Layang Pramuka-Rajabasa Retak

Jembatan retak setelah dua bulan diresmikan pada 20 Januari 2018.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah kendaraan melintas di jembatan layang (flyover) / Ilustrasi
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah kendaraan melintas di jembatan layang (flyover) / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG -- Jembatan layang (Flyover) ruas Jalan Pramuka Rajabasa Kota Bandar Lampung mengalami retak setelah dua bulan diresmikan pada 20 Januari 2018. Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandar Lampung Yusuf Kohar meninjau jembatan tersebut untuk menindaklanjuti keretakan jembatan yang dinilai mengancam keselamatan pengguna jalan, Selasa (13/3).

Yusuf Kohar yang menggantikan Wali Kota Bandar Lampung nonaktif Herman HN berjanji akan menindaklanjuti adanya keretakan jembatan layang tersebut secepatnya. ''Besok (Rabu, 14/3), segera dilakukan perbaikan,'' kata Yusuf Kohar di sela-sela meninjau keretakan jembatan layang tersebut.

Menurut dia, keretakan terjadi terdapat papan yang direkatkan dengan besi sehingga menimbulkan keretakan. Untuk itu, ia akan berkoordinasi dengan tim ahli untuk membahas proses perbaikan jembatan layang tersebut secepatnya.

Dalam penjelasannya, keretakan bawah jembatan layang yang melintas di Jalan Zainal Abidin Pagaralam tersebut, sangat berbahaya jika tidak cepat diatasi. Pasalnya, keretakan pada papan yang merekat di besi sebagai penopang atau penahan.

Sebelumnya, akhir tahun lalu, Jembatan Layang pada ruas Jalan Teuku Umar Jalan Zainal Abidin Pagaralam atau depan Mal Boemi Kedaton pernah retak di sisi kanan jembatan. Padahal jembatan tersebut belum diresmikan masih dalam kondisi pembangunan 75 persen. Setelah ramai dibicarakan di media mainstrem dan media sosial, jembatan tersebut langsung diperbaiki.

Menurut Iyan, warga Kemiling, proyek pembangunan jembatan layang terkesan tergesa-gesa dan segera mau diresmikan. Padahal, pengerjaan jembatan sebanyak tiga jembatan layang sekaligus hendaknya memperhitungkan kondisi bangunan secara kokoh karena akan digunakan masyarakat dan pengguna jalan dengan waktu yang lama.

Kalau baru dua bulan sudah ada yang retak, jelas pengguna jembatan khawatir nanti roboh seperti jembatan di Jawa, katanya.

Di masa Wali Kota Bandar Lampung Herman HN, kota tersebut saat ini memiliki 11 jembatan layang. Pemkot meyakini kehadiran jembatan layang tersebut dapat mengatasi masalah kemacetan yang semakin parah di dalam kota Bandar Lampung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement