Selasa 13 Mar 2018 12:38 WIB

'Gerindra Telat Umumkan Capres, Poros Ketiga Semakin Kuat'

Gerindra harus segera mengumumkan Prabowo capres 2019.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, Gerindra harus segera mendeklarasikan calonnya untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Menurut dia, terlalu lama mengumumkan calon akan merugikan Gerindra.

"Kalau Pak Prabowo cepat-cepat deklarasi kemudian PKS bergabung, jadi tiketnya sudah pasti akan lebih mudah mengajak partai lain entah itu PKB atau PAN atau Demokrat yang perhari ini belum mendeklarasikan dukungan," kata Qodari, saat dihubungi Republika, Selasa (13/3).

Ia mengatakan, apabila Prabowo Subianto terlalu lama mendeklarasikan diri wacana munculnya poros ketiga akan semakin kuat. Poros ketiga tersebut dinilai Qodari akan merugikan Gerindra.

"Tapi kalo Pak Prabowo tidak kunjung mendeklarasikan diri maka potensi atau spekulasi wacana poros ketiga itu akan hidup. Kalau ada poros ketiga sebenarnya merugikan Prabowo, karena kategorinya sama-sama penantang," tambah dia.

Ia mengatakan, apabila betul-betul muncul poros ketiga maka hal tersebut akan membelah pilihan calon pemilih. Qodari menilai, pemilih Prabowo akan berkurang dan lebih memilih calon dari poros ketiga tersebut.

"Jadi menurut saya sebetulnya ada kepentingan bagi Prabowo untuk segera mendeklaraikan pencalonannya," kata dia.

Sebelumnya, PDIP telah mendeklarasikan Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo (Jokowi) menjadi capres pada Pilpres 2019. Hal tersebut diumumkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Bali pada Ahad (25/2) lalu.

Selain menetapkan Jokowi sebagai Capres, PDIP juga mengharapkan dapat mendominasi kemenangan Pilkada 2018 dan raihan kursi di DPR periode 2019-2024. "Kami sudah hitung dengan konsistensi data yang ada, minimal didapatkan antara 140-154 kursi DPR RI. Target itu sangat memungkinkan karena di Pemilu 2014 kami memperoleh 109 kursi DPR RI," kataWakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement