Senin 12 Mar 2018 06:42 WIB

Dua Orang Tewas dalam Kecelakaan Arung Jeram Sungai Serayu

Dua orang meninggal dunia dalam kecelakaan arung jeram di Sungai Serayu, Ahad (11/3).

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
Arung jeram di sungai Serayu (ilustrasi)
Foto: ROL/Fakhtar Khairon Lubis
Arung jeram di sungai Serayu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Dua orang meninggal dunia dalam kecelakaan arung jeram di Sungai Serayu, Kabupaten Banjarnegara, Ahad (11/3). Dua korban itu diketahui merupakan wisatawan dari guru dan karyawan SMP asal Kroya Kabupaten Cilacap, Kohar Mutalim (54), dan seorang pemandu arung jeram dari the Pikas, Ahmad Prihartoro (25) meninggal dunia.

Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Arif Rachman menyebutkan, musibah terjadi setelah perahu karet yang ditumpangi terbaik dalam pusaran air jeram di timur jembatan Desa Singamerta Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara. ''Ini musibah. Selama kegiatan arung jeram di Serayu berlangsung, baru kali ini terjadi musibah seperti ini,'' jelasnya, Senin (12/3).

Dari kronologis kejadian yang dilaporkan, rombongan dari SMP Kroya yang mengisi waktu libur dengan kegiatan arung jeram di Sungai Serayu ini, berjumlah lebih dari 50 orang. Mereka berangkat melakukan arung jeram dari Desa Prigi Kecamatan Sigaluh dengan menggunakan sembilan perahu karet, Ahad (11/3) sekitar pukul 11.00.

Rombongan yang mengalami musibah terbalik, merupakan perahu terakhir yang berisi 6 wisatawan dengan seorang guide. Selain itu, rombongan ini juga diawasi perahu karet yang ditumpangi 4 orang tim rescue. Namun sampai di timur jembatan Singomerto, perahu yang ditumpangi korban terbalik dan menumpahkan semua penumpangnya. Perahu tim rescue yang mengawasi kegiatan itu segera melakukan pertolongan dan 5 orang berhasil diselamatkan.

Saat ini, masih ada seorang korban yang belum berhasil diangkat oleh tim rescue atas nama Kohar Mutalim. Seorang anggota tim rescue, Ahmad Prihartoro, sempat berusaha mengangkatnya ke atas perahu. Namun akibat pusaran air yang kuat, justru Ahmad Prihartoro yang kemudian tejungkal ke air dan langsung hilang dihisap pusaran air.

Setelah kejadian itu, pencarian langsung dilakukan dengan mengerahkan seluruh personel yang ada. Setelah beberapa lama dilakukan pencarian, korban Kohar Mutalim ditemukan sudah berada di saluran air Desa Singamerta. Sedangkan korban Ahmad Prihartoro, ditemukan di pinggiran sungai Serayu.

''Saat ditemukan, kedua korban sebenarnya masih teraba ada denyut nadi dan langsung dilarikan ke RSUD Anna Lasmanah Kota Purbalingga. Namun saat sampai di RS, keduanya sudah meninggal dunia,'' kata Arif Rachman.

Dari pengalaman Republika.co.id mengikuti kegiatan arung jeram yang berlangsung di Sungai Serayu Banjarnegara, pelaksaan arung jeram di sungai tersebut sudah cukup memenuhi prosedur keamanan. Sebelum memulai kegiatan, pihak guide akan memberikan pengarahan mengenai prosedur keamanan yang dilakukan.

Selain itu, perlengkatan keamanan juga cukup memadai. Setiap peserta harus mengenakan helm pengaman dan jaket pelampung. Selain itu, selama menempuh rute arung jeram, biasanya ada beberapa perahu rescue yang ditumpangi beberapa personil rescue.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement