Sabtu 10 Mar 2018 17:18 WIB

Republika Gelar Pelatihan Akuntansi Masjid di Yogyakarta

Ini merupakan sumbangsih Republika untuk umat dalam membangun akuntansi masjid.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Pelatihan Akuntansi Masjid yang digelar Republika dan Institut Akuntansi Masjid di Hotel Cakra Kusuma Yogyakarta, Sabtu (10/3).
Foto: Wahyu Suryana/REPUBLIKA
Pelatihan Akuntansi Masjid yang digelar Republika dan Institut Akuntansi Masjid di Hotel Cakra Kusuma Yogyakarta, Sabtu (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Republika kembali menyelenggarakan Pelatihan Akuntansi Masjid untuk angkatan ke delapan. Kali ini, Pelatihan Akuntansi Masjid yang diikuti pengurus-pengurus masjid dari berbagai daerah Indonesia itu digelar di Hotel Cakra Kusuma Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pelatihan Akuntansi Masjid dibuka Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji. Ia mengatakan, ini merupakan bentuk sumbangsih lain yang ingin diberikan Republika kepada umat. Terutama, dalam membangun akuntansi masjid yang profesional.

Untuk itu, Pelatihan Akuntansi Masjid mengangkat tajuk "Metode Online Dalam Membangun Laporan Keuangan Masjid Secara Transparan dan Akuntabel". Ini jadi pelatihan ke delapan setelah dimulai pada 2016 dan telah digelar di Padang, Surabaya dan rutin di Jakarta.

"Mudah-mudahan kita bisa membangun laporan keuangan masjid yang transparan, akuntabel, meningkatkan kepercayaan umat kepada masjid, serta mengembalikan masjid sebagai pusat peradaban," kata Hasan, Sabtu (10/3).

Pemateri Pelatihan Akuntansi Masjid, Absar Jannatin, menuturkan sekarang ada lebih dari seratus masjid di Indonesia. Namun sebagian besar masjid saat ini belum memiliki laporan keuangan yang profesional.

Hal itu dirasa berpengaruh pula dengan masih belum maksimalnya kepercayaan umat kepada masjid. Sekaligus, lanjut Absar, belum terbangunnya jaringan dari masjid-masjid yang ada di Indonesia.

"Semoga ini menjadi awal terbangunnya akuntansi masjid yang profesional, dan masjid di Indonesia yang begitu banyak itu jaringannya bisa terbangun" ujar Absar.

Untuk minat, ia melihat antusiasme pengurus-pengurus masjid semakin tinggi dan gaungnya semakin besar. Banyak pula pengurus-pengurus masjid yang memberikan apresiasi atas diselenggarakannya Pelatihan Akuntansi Masjid.

Untuk Yogyakarta, Pelatihan Akuntansi Masjid memang jadi yang pertama kali diselenggarakan. Absar berharap, pengurus-pengurus masjid yang belum memiliki laporan keuangan profesional dapat mengikuti pelatihan akuntansi ini.

"Mari kita bersama-sama karena ini untuk kepentingan umat, mari kita bersatu menata masjid kita, termasuk menata laporan keuangan biar transparan dan akuntabel, sehingga dianggap masjid yang prodesional," kata Absar.

photo
Salah satu peserta sedang mendapat pelatihan akuntansi masjid dari pemateri.

Salah satu peserta dari Kalimantan, Muhammad Yunus merasa, pelatihan akuntansi masjid sangat baik untuk dilaksanakan. Terlebih, belakangan memang banyak permintaan agar pengelolaan keuangan masjid yang transparan dan profesional.

"Dan pelatihan ini memang bertujuan membuat suatu laporan keuangan yang akuntabel yang bisa dilihat jamaaah langsung," ujar Yunus.

Peserta lain, Muhammad Wendy Hidayat menilai, banyak sekali manfaat yang didapatkan dari pelatihan ini, terutama dari sisi pengelolaan uang yang dimiliki masjid. Jadi, pengurus bisa rapih dan auditabel mencatat, merekam dan melaporkan keuangan.

Menurutnya ini sangat bermanfaat untuk manajemen masjid. Ia berharap semua masjid di Indonesia bisa bersinergi sehingga umat Islam bisa membuktikan masjid bisa mengelola uang umat dan mendapatkan kepercayaan dari umat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement